RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 7 FEBRUARI 2025)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
JUMAT, 7 FEBRUARI 2025
Hari biasa
Ibr. 13:1-8; Mzm. 27:1,3,5,8b-9abc; Mrk. 6:14-29
BcO Rm. 15:14-33
Warna Liturgi Hijau
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
Renungan:
Herodes hidup bersama seorang wanita, yakni Herodias, istri Filipus saudaranya. Pada dasarnya, hidup bersama ini melanggar norma kepatutan pada zaman itu. Oleh karena itu, Yohanes menegurnya. Alih-alih bertobat dan juga karena dorongan Herodias, Herodes memenjarakan dan bahkan memerintahkan memenggal kepala Yohanes. Akhirnya menjadi rentetan kesalahan dan dosa yang dilakukan pasangan tersebut mulai dengan hidup perkawinan yang tidak benar, memenjarakan dan menindas orang, merampas kebebasan orang dan dosa yang paling berat adalah membunuh. Bahkan dosa itu juga menyeret anaknya masuk ke dalamnya.
Dalam surat kepada jemaat Ibrani kita diingatkan untuk berlawanan dengan apa yang dilakukan Herodes dan keluarganya. Kita diajak untuk memelihara persaudaraan, memberikan tumpangan, tidak sewenang-wenang terhadap orang lain. Hal yang terpenting dalam hubungannya dengan peristiwa kekejaman Herodes dan keluarganya terhadap Yohanes adalah sikap penuh hormat terhadap pernikahan dan menjaga kesucian pernikahan. Marilah pada zaman yang penuh tantangan dalam pernikahan ini selalu menjaga kekudusan dalam keluarga kita.
Allah Maha Tinggi, kepada-Mu sajalah kami berbakti. Berilah kami rahmat-Mu untuk mengasihi sesama dan menjaga keutuhan keluarga kami masing-ntasing. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 7 FEBRUARI 2025)"
Post a Comment