RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 22 JANUARI 2025)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RABU, 22 JANUARI 2025
Vinsentius
Ibr. 7:1-3,15-17; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 3:1-6
BcO Rm. 6:1-11
Warna Liturgi Hijau
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Renungan:
Salah satu kebiasaan yang sebenarnya tidak elok namun sering dilakukan dengan sadar atau tidak sadar adalah mengamati orang lain ketika mereka melakukan suatu pekerjaan atau pelayanan tertentu. Biasanya ada kata cemoohan, kritikan tajam dan sedikit saja apresiasi kepada orang lain meskipun mereka sedang melakukan hal yang baik untuk orang lain. Orang seperti itu mungkin lupa bahwa dia juga sedang diamati oleh sesama di sekitarnya.
Tuhan Yesus sendiri pernah mengalaminya pada suatu hari Sabat. Ketika itu ada seorang yang tangannya mati sebelah. Orang-orang Farisi sudah tahu bahwa Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan kepada orang-orang yang menderita. Sebab itu, mereka hanya bisa mengamati kalau-kalau Yesus menyembuhkan orang itu pada hari Sabat sehingga menjadi alasan untuk menuntut-Nya. Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat maka Dia menyembuhkan orang yang tangannya mati sebelah itu. Yesus berbuat baik tetapi orang-orang Farisi dan para pendukung Herodes bersekongkol untuk membunuh-Nya. Aneh tapi nyata!
Hati yang tergerak oleh belas kasihan adalah jati diri Yesus sebagai Imam Agung. Dia mempersembahkan diri-Nya untuk keselamatan manusia apa pun situasinya. Dia dicela, dipersalahkan, bahkan diancam untuk dibunuh namun la tetap menyelamatkan manusia yang sangat membutuhkan. Layaklah perkataan ini bagi Yesus: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imam Melkisedek" (Ibr. 7:17). Apakah kita selalu siap untuk menolong sesama meskipun ada ancaman serius bagi keselamatan diri kita?
Ya Tuhan, berilah kami keberanian untuk menolong sesama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 22 JANUARI 2025)"
Post a Comment