RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 9 MEI 2024)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
KAMIS, 9 MEI 2024
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
Kis. 1:1-11; Mzm. 47:2-3,6-7,8-9; Ef. 1:17-23 atau Ef. 4:1-13 (Ef. 4:1-7,11-13); Mrk. 16:15-20.
BcO Ef 4:1-24
Warna Liturgi Putih
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Renungan
Para rasul tidak menunggu secara pasifketika Tuhan kita Yesus Kristus naik ke surga dan berjanji akan datang kembali. Dengan daya Roh Kudus, yang mereka terima pada hari Pentakosta, mereka pergi ke seluruh penjuru dunia untuk mewartakan Injil tentang Yesus Kristus. Yesus tidak meninggalkan mereka tanpa melengkapi mereka dengan kuasa dan tanggung jawab. Hal inilah yang diteruskan oleh Gereja sampai kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
Sejak awal mula Bapa berkehendak menyatukan anak-anak-Nya yang tercerai-berai dalam satu kawanan. Untuk melaksanakan kehendak-Nya tersebut, Bapa mengutus Putra-Nya supaya manusia ikut ambil bagian dalam proses penyatuan itu. Bapa dapat saja menyatukan manusia tanpa melibatkan mereka, tetapi hal itu bertentangan dengan sifat alami manusia yang membutuhkan waktu berproses untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi, jika kita hendak membangun kehidupan bersama, kita dapat berkaca pada cara Bapa menjalankan rencana-Nya.
Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua (Ef. 4:1-13) memberikan sejumlah indikasi bagaimana kita harus memperlakukan satu sama lain untuk mencapai kesatuan. Kita perlu selalu rendah hati, lemah-lembut, dan sabar. Sifat-sifat ini adalah sifat Allah sendiri. Jika hari ini kita merayakan kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus ke surga, berarti la telah turun ke dunia dan masuk ke dalam hidup manusia. Inilah kerendahan hati Tuhan. Selama la ada di tengah-tengah manusia, la dengan lemah-lembut dan sabar menuntun manusia kepada kehendak Bapa. Demikianlah seharusnya kita memperlakukan satu sama lain. Kita dapat saja memakai cara kekerasan untuk mencapar kesatuan, tetapi nanti hasilnya adalah keseragaman. Tidak ada ruang untuk perbedaan.
Ketika kita menawarkan Injil kepada sesama, jangan sampai kita menawarkan Injil otoritarian (sewenang-wenang), kekerasan, atau kebencian untuk menghilangkan perbedaan dalam hidup bersama. Injil menghargai perbedaan. Kita diutus mewartakan Injil tentang Yesus Kristus yang rendah hati, lemah-lembut, dan sabar. Dengan demikian, terhadap mereka yang menganut totalitarianisme, kita perlu tetap bersikap rendah hati, lemah-lembut, dan sabar. Jika kita tidak sabar dan rendah hati, bukan kehendak Allah yang kita jalankan, melainkan kehendak kita sendiri.
Tuhan Yesus, datanglah segera dan tinggalah bersama kami. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 9 MEI 2024)"
Post a Comment