RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 23 JULI 2022)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SABTU, 23 JULI 2022

PEKAN BISA XVI (HIJAU) 

Sta.Brigita; St. Apolianaris

BACAAN I: Yer. 7:1-11

MAZMUR: 84:3-6a.8a.11;

BACAAN INJIL : Matius 13:24-30

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

RENUNGAN:

Kasus pedofilia, pelecehan dan penyaIahgunaan kekuasaan di dalam Gereja kadang membuat hati kita masygul dan bertanya-tanya: bagaimana mungkin di tempat yang suci bisa terjadi kejahatan? Sejatinya, kesucian bukan milik sebuah tempat, melainkan milik orang-orang yang menempatinya. Lewat Nabi Yeremia, dengan gamblang Allah mengingatkan umat Israel agar jangan mudah percaya pada mereka yang berteriak-teriak: “ini bait Tuhan, bait Tuhan!” (ay. 4). Allah tidak akan berdiam di dalam bait Allah jika umat Israel tidak mewujudkan keadilan di antara mereka, jika mereka menindas orang asing, yatim, dan janda, serta menumpahkan darah orang tak bersalah (ay. 5-6). Pendek kata, bukan bait Allah ataupun Gereja yang membuat diri kita suci, melainkan kitalah yang dapat menyucikan Gereja berkat perbuatan-perbuatan baik kita.

Injil hari ini membantu kita memahami mengapa di tengah gandum yang baik ada ilalang yang jahat, mengapa di dalam Gereja yang didirikan dengan maksud mulia ada pula perilaku durjana. Jelas ilalang dan kejahatan ini tidak datang dan Tuhan, melainkan dari si ibus. Lalu mengapa Allah Yang Mahakuasa tidak menghancurkan saja ibus dan segala kedurjanaannya? Perikop Injil membantu kita memahami misteri kejahatan di dunia. Jikalau Allah membabat ilalang jahat yang tumbuh bersama gandum yang baik sampai habis, ada risiko bahwa gandum itu ikut terbabat pula. Kita memang belum di surga. Di bumi ini kita harus rajin-rajin memilah ilalang dan gandum. Kita pun harus memilih antara mau menjadi gandum atau ilalang. Hidup ditentukan oleh tujuan akhir kita. Hasil akhir menentukan arah pilihan kita saat ini, kalau kita mau kelak dikumpulkan di dalam lumbung Tuhan, maka jadilah gandum. Sebaliknya, kalau kita ingin kelak dicampakkan ke dalam api abadi, maka jadilah ilalang. Sekiranya kita semua ingin kelak dikumpulkan di dalam lumbung Tuhan, maka sejak di dunia ini kita hendaknya hidup dan bertumbuh dan memupuk diri sebagai gandum yang baik.

Bapa, anugerahilah kami kesabaran dan kebajikan dalam memilah ilalang dan gandum. Semoga kami berusaha memupuk diri sebagai gandum yang baik. Amin.

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 23 JULI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel