RENUNGAN HARIAN (JUMAT, 10 JUNI 2022)

RENUNGAN HARIAN

JUMAT, 10 JUNI 2022

PEKAN BIASA X (HIJAU)

St. Hendrikus Baizano

BACAAN I: 1Raj. 19:9a.11-16

MAZMUR: 27:7-8a.8b-9abc;

BACAAN INJIL: Matius 5:27-32

Doa Pagi:

Allah Bapa Mahakasih, Engkau telah mempercayakan panggilan hidup surgawi dalam bejana hidup kami yang rapuh. Mampukanlah kami berjalan dalam kesucian dan kesetiaan seperti yang telah ditunjukan oleh Putra-Mu. Amin

RENUNGAN:

Kisah mengenai nabi Elia sehagaimana dikisahkan dalam kitab pertama Raja-Raja ini sangat menarik. Untuk mencari dan mengalami kehadiran Allah, Elia pergi ke Gunung Horeb. Dalam peristiwa dikisahkan bahwa Tuhan lewat. Ternyata Allah tidak tampak dalam peristiwa-peristiwa yang dahsyat — taufan yang membelah gunung, gempa bumi maupun api (bdk. lRaj. 19:1142). Ternyata Tuhan menampakkan diri dalam angin sepoi-sepoi biasa (ay. 12) - maksudnya dalam keheningan, dalam kesahajaan, dalam keadaan sehari-hari.

Ketika renungan saya sampai di sini saya ingat akan cerita Santo Antonius, pertapa yang ingin menjadi suci, hidup dekat dengan Tuhan. Ia meninggalkan segala-galanya dan menjadi pertapa di padang gurun, yakin bahwa cara hidup seperti inilah - jauh dan segala sesuatu - yang akan membuat dia hidup suci, selalu dekat dengan Tuhan. Menurut yang punya kisah pada suatu hari, sesudah bertapa bertahun-tahun ia mendengar Tuhan bersabda kepadanya: “Tinggalkan gua pertapaanmu untuk beberapa hari dan pergilah ke kota. Carilah seorang tukang sepatu di kota itu dan tinggallah bersamanya beherapa saat. la menemukan tukang sepatu itu dan diterima dengan sangat baik. Tukang sepatu itu memanggil istrinya. Mereka menyediakan hidangan yang lezat dan tempat tidur yang nyaman. Pertapa itu tinggal bersama keluarga tukang sepatu selama beberapa hari. Mereka saling bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing dan menjadi akrab. 

Setelah kembali ke pertapaannya, ia mendengar lagi Tuhan bertanya, “Bagaimana sikap keluarga tukang sepatu itu?” Ia menjawab, “Mereka adalah pribadi-pribadi sederhana, punya usaha kecil dan bekerja keras. Mereka mempunyai rumah sederhana dan menerima serta memberi makan kepada orang-orang yang nasibnya kurang beruntung. Mereka beriman kuat dan berdoa sekurang-kurangnya sekali sehari. Mereka mempunyai banyak sahabat.”

Tuhan mendengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian berkata: “Engkau seorang suci yang sejati, Antonius, dan keluarga tukang sepatu itu juga adalah keluarga suci yang sejati.

Share this post