RENUNGAN ROHANI KATOLIK (KAMIS, 3 MARET 2022)

RENUNGAN ROHANI KATOLIK

KAMIS, 3 MARET 2022

HARI KAMIS SEUDAH RABU ABU (UNGU)

St. Marinus; St. Nikolo

BACAAN I: Ul. 30:15-20

MAZMUR: 1:1-2.3.4.6;

BACAAN INJIL: Injil Lukas 9:22-25

DOA PAGI:

Allah Bapa Mahakuasa, Engkaulah pangkal dan tujuan segala sesuatu. Terangilah hati dan budi kami agar mampu memilih kehidupan dan bukan kematian, dengan taat dan tunduk pada kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, yang Hidup dan Berkuasa, Allah sepanajang segala masa. Amin

RENUNGAN:

Kemarin, kita baru saja mengawali Masa Prapaskah dengan merayakan Rabu Abu. Menghayati doa, pantang-puasa dan derma/ amal kasih tanpa kemunafikan menjadi pesan pokok yang kita terima dan Yesus sendiri untuk kita wujudkan dengan sungguh-sungguh, secara khusus selama 40 hari ke depan. Hari ini, Yesus menambahkan bahwa Ia juga mengundang kita untuk menjalani masa tobat ini dengan berjalan bersama-Nya atau mengikuti-Nya di jalan salib yang Ia tempuh. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk. 9:23).

Undangan dari Yesus ini merupakan tantangan sekaligus memantapan hati bagi kita semua yang ingin sungguh-sungguh menjadi murid-Nya. Kita sadar akan kelemahan kita untuk cenderung mencari enak dan kepenak, kemudian ngenak-enak. Setiap kali ada kesulitan sedikit, kita berusaha menghindar. Hal ini merupakan kelemahan yang membuat kita seringkali tidak mudah untuk menyangkal diri dan memikul salib dengan ikhlas, apalagi dengan sukacita. Namun, semoga undangan dan Yesus untuk berjalan mengikuti-Nya sambil memikul salib kita masing-masing dan dalam semangat penyangkalan diri semakin menyadarkan kita akan pentingnya ketiga hal yang saling berkaitan ini. Penyangkalan diri tentu dengan mudah kita kaitkan dengan pantang dan puasa yang hendak kita hayati. Sebab, kita tahu bahwa inti pokok dari puasa adalah menyangkal diri, atau paling tidak menahan diri. Bukan sekedar menahan diri untuk tidak makan dan minum, tetapi untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan dosa: marah, membenci, iri hati, bergosip, malas, dll. Kemudian, memanggul salib dapat kita kaitkan dengan berderma atau beramal. Dengan berderma, kita ikut serta memanggul salib atau beban penderitaan orang lain yang sedang menderita dan mengalami kesulitan.

Share this post