RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 7 APRIL 2021)

renungan harian


RENUNGAN HARIAN KATOLIK

RABU, 7 APRIL 2021

OKTAF PASKAH I (PUTIH)

St. Yohanes Baptista de la Salle

BACAAN I: Kis. 3:1-10

MAZMUR: 105:1-2.3-4.6-7.8-9;

BACAAN INJIL: Injil Lukas 24:13-35

Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

RENUNGAN:

Pengalaman berjumpa dengan Yesus yang bangkit, yang dialami Kleopas dan Lukas dalam perjalanan ke Emaus memberi kita pelajaran hidup. Bahwasanya, pengalaman luka dan air mata menimbulkan berbagai macam perasaan negatif, seperti kecewa, kesal, marah, dll. Secara manusiawi memang tidaklah mudah menerima seorang yang kita elu-elukan justru mati mengenaskan. Ada kekecewaan dan kegalauan yang sangat dalam di hati. Namun, larut dalam perasaan-perasaan seperti itu justru kerap membuat kita tidak menyadari kehadiran nyata Allah dalam hidup kita. Kita tersandera oleh perasaan galau dan tidak mau membuka hati untuk menyambut hari esok yang cerah.

Dua murid yang pulang ke Emaus larut dalam perasaan kecewa. Akhirnya, mereka tidak menyadari Tuhan yang berjalan dan bercakap-cakap dengan mereka. Namun, Tuhan semakin menyatakan diri-Nya kepada mereka. Tuhan bahkan makan bersama mereka sebagaimana terjadi pada perjamuan malam terakhir. Begitulah Tuhan. Ia tak henti-henti membuka hati kita untuk mengalami kasih-Nya. Di dalam Ekaristi kita mengalami-Nya hingga saat ini dan selama-lamanya.

Ya Allah, kami berterima kasih atas Ekaristi yang menjadi kekuatan bagi hidup kami. Melalui Ekaristi kami sungguh mengalami dan semakin mengenal Engkau. Amin


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 7 APRIL 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel