RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 21 NOVEMBER 2020)

renungan harian


RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SABTU, 21 NOVEMBER 2020

PEKAN BIASA XXXII

Pw. SP Maria Dipersemahkan kepada Allah (PUTIH)

BACAAN I: Why. 11:4-12

MAZMUR: 144:1.2.9-10; 

BACAAN INJIL: Luk.20:27-40

Injil Lukas 20:27-40

Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

RENUNGAN:

Permasalahan yang dibawa oleh orang-orang Saduki kepada Yesus sebenarnya adalah budaya perkawinan Levirat. Tradisi ini mengharuskan seorang janda yang tidak memiliki keturunan untuk menikah lagi dengan ipar (saudara laki-laki dari suaminya). Tradisi ini tampak membela para janda yang lemah dan melindungi janda dari kehancuran total dalam hidupnya, tetapi sebenarnya bermasalah. Misalnya dalam kisah Tamar dan Yehuda (bdk.Kej.38), dimana Tamar tidak memperoleh manfaat apa-apa dari perkawinan Levirat itu. Dia hanya diperalat oleh ipar dan mertua laki-lakinya. Persoalan ini menjadi alasan dan tertawaan bagi kelompok Saduki untuk menentang paham kebangkitan dari orang mati.

Yesus menegaskan kepada orang-orang Saduki dan juga kepada kita bahwa Allah yang kita imani adalah Allah yang hidup. “.... Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab dihadapan Dia semua orang hidup”. Bagi kita, orang-orang yang mengimani Yesus, Allah yang kita imani adalah Allah yang Yesus wartakan, yaitu Allah Yang Hidup. Dalam Dia ada kehidupan dan asal dan tujuan kita.

Allah Bapa Yang Mahabaik. Engkau Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, dan Allah semua orang hidup. Sinarilah hati dan budi kami sehingga kami sungguh-sungguh mengimani Engkau sebagai Allah Yang Hidup. Amin 


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 21 NOVEMBER 2020)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel