RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 30 SEPTEMBER 2020)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

RABU, 30 SEPTEMBER 2020

PEKAN BIASA XXVI

PW. St. Hieronimus (Putih)

BACAAN I: Ayb. 9:1-12.14-16

MAZMUR: 88:10b-15;

BACAAN INJIL: Luk. 9:57-62

Injil Lukas 9:57-62

 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

RENUNGAN:

Kitab Ayub menggambarkan pergumulan dan pertanyaan yang dialami oleh banyak orang terutama mengenai realitas penderitaan. Lebih tidak mudah lagi manakala orang-orang yang hidup saleh, baik dan terhormat, ternyata mengalami penderitaan. Mengapa ada penderitaan? Dari mana itu berasal? Dimanakah Tuhan dalam penderitaan itu? Masih banyak sederet pertanyaan lagi yang serupa. Santa Theresia Benedicta Salib (Edith Stein) dapet menjadi inspirasi bagi kita memaknai penderitaan sekaligus arti kemuridan sejati. “Setiap orang yang siap membajak tetapi menoleh, tidak layak untuk kerajaan Allah”. 

Tahun 1917 Edith Stein menerima kabar bahwa Adolf Reinch, seorang professor yang ia kagumi dan hormati meninggal dan ia diminta untuk menghibur istrinya. Edith Stein terkejut ketika dia menemukan bahwa janda Reinach tidak berduka berat atau pun marah serta trauma karena kematian suaminya. Sebalinya, yang ia jumpai adalah seorang wanita yang penuh harapan dan malahan bisa menghibur teman-teman yang lain. Pertemuan dengan janda Reinach menyentuh hati Edith. Pencarian Edith yang selalu menuntut logis serta latihan filsafatnya ini tidak memberikan kerangka pada pengalaman semacam itu. Pengalaman yang ia tuliskan, “Inilah perjumpaan saya yang pertama dengan salib. Untuk pertama kalinya saya melihat dengan kepada saya sendiri Gereja yang lahir dari penderitaan Penebus yang menang atas kematian. Inilah saat ketidak-percayaan saya runtuh dan Kristus bersinar di depan saya dalam misteri salib”. Saat itulah titik balik hidupnya dan ia memutuskan menjadi pengikut Yesus.

Dihadapan realitas penderitaan, Edith tidak lagi bertanya mengapa, kini ia bertanya, Apa yang bisa aku perbuat? Inilah kesaksian tentang apa yang ia lakukan: “Ada suasana sengsara yang tidak terlukiskan, ada banyak tawaran baru. Mereka menderita dan begitu cemas. Edith yang berada diantara mereka, bagaikan seorang malakat. Edith menghibur anak-anaknya. Dan ia juga memandikan mereka, menyisir rambutnya, mencarikan makanan dan memberikan makan”.

Tuhan Yesus, semoga kami semakin menemukan makna dan sukacita dalam mengikuti Engkau. Amin

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 30 SEPTEMBER 2020)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel