RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 4 SEPTEMBER 2020)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

JUMAT, 4 SEPTEMBER 2020

PEKAN BIASA XXII (HIJAU)

St. Rosa dr Viterbo

BACAAN I: 1Kor. 4:1-5

MAZMUR: 37:3-4.5-6.27-28.39-40

BACAAN INJIL: Luk. 5:33-39

Injil Lukas 5:33-39

Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."

RENUNGAN:

Paulus menyebut diri sebagai hamba Kristus dan pengurus misteri Allah. Tanpa kita sadari, sering kali kita bertindak melebihi batas, kapasitas, dan proporsi. Kita diingatkan bahwa kita hanyalah hamba dan pengurus, bukan pemilik. Kita juga bukan menjadi pemegang monopoli misteri Allah. Kerap kali kita bertindak seperti Allah dan dengan mudah menghakimi atau menilai orang lain hanya melihat sisi luar dan penampilan saja. Hanya Tuhan yang mengetahui apa yang tersembunyi di relung hati manusia. Karena itu, Paulus menegaskan kembali hal itu: “Janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang”.

Perumpamaan Yesus tentang kantong anggur dan kain tambalan menjawab persoalan yang diajukan oleh orang Farisi tentang berpuasa dan sembahyang. Orang Farisi tidak tahan untuk tidak berkomentar, atau bahkan menyalahkan dan menghakimi para murid hanya karena tidak tampak secara formal, lahiriah dan kasat mata mereka melakukan puasa, sembahyang atau kegiatan keagamaan lainnya. Nasehat Yesus tentang hal ini dengan jelas disampaikan dalam Injil Matius 6, tentang berdoa, berpuasa, dan amal kasih yang selalu dibicarakan pada hari Rabu Abu mengawali masa Prapaskah.

Ada dua prinsip yang ditegaskan: Pertama, aspek kedalaman yaitu sikap batin paling dalam yang menyangkut relasi paling intim dengan Tuhan. Bukan sekedar menjalankan kewajiban apalagi untuk pamer kesalehan atau pencitraan diri. Kedua, puasa atau kewajiban keagamaan lain tidak dibatasi pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu. Pantang di zaman sekarang ini mungkin tidak lagi semata-mata soal makan dan minum. Puasa jempol atau pantang jari jemari untuk tidak menyebarkan berita bohong (hoax) adalah relevan dan mendesak kita biat sekarang ini.

Tuhan Yesus, berikanlah kami kebijaksanaan untuk memahami ajaran-Mu. Amin 


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 4 SEPTEMBER 2020)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel