RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020

PEKAN BIASA XXIII (HIJAU)

St. Protus dan Hyasintus

BACAAN I: 1Kor. 9:16-19.22b-27

MAZMUR: 38:3.4.5-6.12

BACAAN INJIL: Luk. 6:39-42

Injil Lukas 6:39-42

Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."


RENUNGAN:

Setiap orang profesional akan menggerakan seluruh upaya untuk mencapai hasil maksimal. Seorang atlet sejati akan melatih dan menggembleng badannya untuk mempersiapkan pertandingan dan memenangkan kejuaraan. Demikian juga dengan St. Paulus menggambarkan dirinya dengan sepenuh hati dan totalitas melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan yaitu mewartakan Injil dan menenangkan jiwa-jiwa. “Aku menjadi hamba bagi semua untuk memenangkan jiwa-berlari bukan tanpa tujuan-melatih dan menguasai diri untuk memperoleh mahkota dan memenangkan jiwa untuk percaya Injil”.

Tuntunan zaman untuk menjadi profesional dalam bidang apapun mensyaratkan integritas, kredibilitas, kompetensi, dan ketekunan. Dengan cara ini, seseorang bisa berkontribusi pada bidang keterlibatan dan membawa manfaat atau kebaikan bagi banyak orang. Mereka yang kini terlibat dalam karya pelayanan apapun termasuk pendidikan, kesehatan, sosial kemanusiaan, dan lainnya tidak cukup hanya mengandalkan kehendak dan niat baik. Untuk mencapai mutu pelayanan yang prima, tidak lain harus menyiapkan diri dan melatih diri untuk mumpuni sesuai bidang yang digeluti. Tidak bisa lagi asal-asalan dan seadanya. Tidak cukup mengandalkan nama besar masa lalu. Bila tidak segera berbenah, karya-karya unggul pada zamannya (sekolah, rumah sakit, dll) akan ketinggalan zaman dan ditinggalkan masyarakat.

Hal yang sama dapat ditarik dari ungkapan Yesus, “Dapatkan orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Ditengah situasi kebutaan, dibutuhkan orang yang memiliki keahlian, kemampuan, untuk menuntun dan mengarahkan. “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumber itu dari mata saudaramu”. Kita ditantang untuk mengenali dan membongkar “balok-balok” yang menghalangi pandangan kita dari kenyataan dalam horison yang lebih luas. Tidak terkurung seperti katak dalam tempurung. Buka mata, bangkit berdiri dan bertindak. Segera berbenah atau tertinggal menanti punah?

Ya Yesus Kristus, semoga kami semakin rendah hati untuk mengenali kerapuhan kami dan gelorakan semangat keberanian untuk memperbaikinya. Amin  


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel