RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 3 MARET 2025)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SENIN, 3 MARET 2025
Hari biasa
Sir. 17:24-29; Mzm. 32:1-2,5,6,7: Mrk. 10:17-27
BcO 1Kor. 15:1-19.
Warna Liturgi Hijau
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
Renungan :
Injil hari ini yang menceritakan perjumpaan Yesus dan seorang pemuda kaya menjadi cermin bagi kita untuk merenungkan nilai-nilai fundamental sebagai orang beriman. Pemuda itu mengakui Yesus sebagai "guru yang baik" dan mengharapkan jawaban untuk memuaskan kerinduan hatinya akan makna hidup sejati. Tanggapan Yesus melampaui moralitas dan legalitas belaka, menyentuh esensi keberadaan manusia dan kekayaan sejati, yang tidak terkikis oleh ruang dan waktu. Yesus mengundang pemuda kaya itu menjual harta miliknya, memberikannya kepada orang miskin, dan mengikuti Dia. Undangan ini mengungkapkan konflik antara hasrat duniawi dan panggilan spiritual, menekankan bahwa kekayaan sejati tidak diukur dengan harta benda atau status sosial.
Pernyataan Yesus tentang kesulitan bagi orang kaya untuk memasuki Kerajaan Allah menggarisbawahi tantangan melepaskan diri dari harta duniawi. Kesedihan pemuda kaya itu menyoroti perjuangan yang dihadapi banyak orang dalam memprioritaskan kekayaan spiritual daripada kekayaan materi. Kitab Sirakh menggemakan perasaan ini, mendesak pertobatan dan kembali kepada Tuhan. Kisah ini meminta kita untuk memeriksa apakah kita memprioritaskan harta duniawi daripada hubungan kita dengan Tuhan dan orang lain. Dengan melakukannya, kita mengejar kekayaan sejati dan menemukan makna hidup yang sebenarnya, seperti yang diilustrasikan oleh kekuatan transformatif ajaran Yesus dan semangat kerja sama dan doa gereja.
Bapa di surga, utuslah Roh Kudus-Mu untuk menerangi hidup kami agar kami dapat menggunakan harta milik dan kekayaan kami hanya untuk kernuliaan-Mu. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 3 MARET 2025)"
Post a Comment