RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 27 FEBRUARI 2025)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

KAMIS, 27 FEBRUARI 2025

Hari biasa

Sir. 5:1-8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mrk. 9:41-50

BcO 1Kor. 12:12-31.

Warna Liturgi Hijau

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."

Renungan :

Saya punya satu sahabat imam yang menjadi orang tua, sahabat, panutan dan guru. Bulan Januari tahun yang lalu sehari setelah pesta pembaptisan Tuhan beliau berpulang. Sekitar 30 menit sebelum meninggal, beliau mengatakan," Tuhan Yesus sudah datang." Beliau adalah orang yang selalu menjaga kekudusan diri dan selalu sukacita serta jarang pernah marah. Beliau sungguh menghidupi hidup murni, taat, miskin dan setia dalam kongregasi OMI. Yang paling mengesan saya adalah beliau selalu merayakan sakramen pendamaian dan saya layani. Itulah jalan yang dianugerahkan Tuhan kepada seluruh anggota gereja-Nya untuk hidup dalam kekudusan. 

Hawa nafsu manusiawi kita selalu menuntun pada perbuatan dosa. Oleh karena itu, Putra Sirakh menasihati, "Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsumu." Karena dari dalam hati bisa muncul kejahatan yang menggerakkan seluruh indra kita untuk menurutinya sehingga manusia jatuh dalam dosa. Putra Sirakh juga menasihati supaya jangan menimbun dosa. Oleh karena itu, Tuhan Yesus selalu berpesan untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap kecenderungan yang menyesatkan dan membawa kepada dosa. Dengan merayakan sakramen pendamaian kita merasakan belas kasih Allah. Namun, yang lebih penting dari bagian sakramen pendamaian adalah sikap untuk waspada dan tidak berbuat dosa lagi. 

Tuhan Yesus, mampukanlah kami mengatasi hawa nafsu kami sehingga tidak menjerat kami dalam lingkaran dosa. Amin. 

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 27 FEBRUARI 2025)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel