RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 5 MEI 2024)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

MINGGU, 5 MEI 2024

HARI MINGGU PASKAH VI

Kis. 10:25-26,34-35,44-48; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 1Yoh. 4:7-10; Yoh. 15:9-17.

BcO Kis. 20:17-38

Warna Liturgi Putih

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Renungan 

Bapa mencintai semua orang karena la adalah kasih. la mencintai siapa saja tanpa melihat latar belakang, jenis kelamin, umur, pendidikan, jabatan, kekayaan, suku, negara, maupun agama. Jika Bapa mencintai semua orang, berarti la mencintai pemeluk agama lain, bahkan yang tidak beragama sebagaimana la mencintai kita orang Katolik. Kita masih dapat memahami pernyataan seperti itu dalam kehidupan kita di dunia ini. Kenyataannya, Tuhan menerbitkan matahari dan menurunkan hujan bagi semua orang, baik bagi kita orang Katolik maupun penganut agama lain, bahkan kaum ateis. 

Namun, apakah Bapa yang adalah cinta juga menyelamatkan semua orang? Dari awal mula Gereja, pertanyaan ini berusaha dijawab. Dalam Bacaan Pertama, kita melihat bagaimana bangsa yang tidak bersunat diselamatkan. Tanpa harus disunat, mereka diperbolehkan dibaptis supaya dapat mengambil bagian dalam hidup menggereja. Roh Kudus sudah turun atas mereka. Karena itu, tidak ada alasan untuk menolak permintaan mereka untuk dibaptis. Pertanyaan kita sekarang: Apakah mereka yang tidak dibaptis akan selamat? Kasih Tuhan melampaui hal itu. Tuhan akan mengupayakan berbagai cara supaya setiap anak-Nya tidak binasa. 

Jika semua orang akan selamat, mengapa kita perlu dibaptis dalam Gereja Katolik? Janganlah kita kecewa dan bersungut-sungut terhadap kasih Tuhan yang melebihi pemahaman kita. Apakah kita tidak bahagia bahwa kita sudah diselamatkan? Apakah kita tidak bahagia kalau orang lain juga diselamatkan? Bapa telah mengampuni dosa-dosa kita lewat Sakramen Baptis dan Sakramen Tobat sebagaimana Tuhan telah mengampuni mereka yang tidak seagama dengan kita lewat cara yang Dia sendiri ketahui. 

Jika kita melihat sesama sebagaimana Bapa melihat mereka, sukacita kita akan sama dengan sukacita Bapa. Inilah sukacita orang Katolik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan melihat orang lain sebagai musuh, tetapi sungguh sebagai saudara dan saudari dari satu Bapa. 

Karena kita adalah pengikut Kristus, kita mampu bertindak seperti itu. Maka, tugas kita adalah mewartakan kepada semua orang, termasuk penganut agama lain bahwa Bapa adalah Kasih dan la mencintai kita semua, Bapa menghendaki kita semua selamat. Jika ada di antara mereka meminta untuk dibaptis, janganlah kita berpikir bahwa itu adalah hasil kerja kita, tetapi itu adalah semata-mata karya Roh Kudus. 

Kasih Bapa itu terwujud secara nyata dalam diri Putra-Nya, Tuhan kita Yesus Kristus yang rela mengorbankan diri-Nya demi keselamatan umat manusia. Di sini Yesus menunjukkan bahwa aspek yang menonjol dalam cinta kasih adalah berkorban. Sebab berkorban berarti memberikan sesuatu dari diri sendiri, bahkan yang paling berharga, yaitu nyawa. Untuk menyelamatkan umat manusia, Yesus menyerahkan nyawa-Nya dengan mati di kayu salib. Hidup-Nya, nyawa-Nya, la korbankan. Dengan pengorbanan Yesus ini, kita umat manusia memperoleh keselamatan, memperoleh kehidupan, dan memperoleh kemerdekaan yang sesungguhnya. Dengan teladan ini, Yesus hendak menunjukkan kepada kita bahwa keselamatan, kehidupan, dan kemerdekaan terjadi jika ada kerelaan untuk berkorban, kesediaan dari hati untuk memberikan sesuatu, serta kerelaan untuk melepaskan sesuatu dari diri sendiri. 

Bapa, semoga kami semakin mencintai sesama sebagaimana Engkau telah mencintai kami. Amin.

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 5 MEI 2024)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel