RENUNGAN HARIAN (JUMAT, 12 AGUSTUS 2022)



RENUNGAN HARIAN

JUMAT, 12 AGUSTUS 2022

PEKAN BIASA XIX (HIJAU)

Sta. Radegundis

BACAAN I: Yeh. 16:59-63

MAZMUR: Yes. 12:2-3.4bcd.5-6;

BACAAN INJIL: Matius 19:3-12

Baik bacaan pertama maupun Injil hari ini menyinggung mengenai perkawinan serta relasi cinta antara laki-Laki dan perempuan. Relasi ini dipakai untuk menggambarkan hubungan antara Allah dan manusia. Yerusalem dilukiskan dalam bacaan pertama seperti seorang perempuan yang dirawat, dibesarkan dan kemudian dídandani dengan sangat indah oleh Tuhan. Perempuan tersebut bukannya kemudian setia mengikuti Tuhan namun justru berlaku sundal dengan banyak orang. Perempuan yang dikisahkan di sini adalah bangsa Israel yang kerap kali tidak setia kepada Allah dan lebih memilih untuk melakukan apa yang menjadi keinginannya sendiri. Hal ini terjadi dalam sejarah perjalanan bangsa Israel. Walaupun mereka sering tidak setia, namun Allah tidak lupa dengan perjanjian yang telah la adakan. Allah mengampuni segala noda yang telah dibuat oleh umat yang telah Ia pilih.

Perjanjian antara Allah dan manusia adalah perjanjian yang tidak terhapuskan. Itulah mengapa Yesus dalam bacaan lnjul juga mengatakan bahwa apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Relasi antara suami dan istri menghadirkan hubungan antara Allah dan manusia yang tidak terputuskan. Walaupun manusia sering tidak setia, namun Allah tetap setia. Mari kita membayangkan bagaimana perasaan yang muncul misalnya jika seorang teman tidak menepati janjinya. Contohnya adalah ketika teman tersebut tidak mengembalikan barang yang ia pinjam secara tepat waktu. Dalam perkara yang kecilpun, kita sudah akan merasa tidak nyaman, jengkel dan bahkan marah. Apalagi dalam perkara yang besar. Sebenarnya, Allah juga berhak untuk marah apabila kita tidak setia dan menepati perjanjian dengan-Nya. Namun sebagaimana dilukiskan dalam bacaan pertama, Allah tetap setia pada perjanjian, mengampuni pelanggaran-pelanggaran umat-Nya dan membimbing mereka kembali ke jalan yang benar. Kita bersyukur karena memiliki Allah yang Maharahim dan panjang sabar. Hal ini tidak kemudian membuat kita berkata demikian, “Kalau demikian, saya hidup sesuka saya. Kerena Allah akan mengampuni kesalahan saya.” Sikap seperti ini tidak tepat. Allah menantikan pertobatan. Allah adalah Allah yang setia. Kita dipanggil untuk setia kepada-Nya. Marilah kita perjuangkan kesetiaan kepada Allah ini dalam kata-kata yang kita ucapkan dan tindakan-tindakan keseharian yang nyata.


0 Response to "RENUNGAN HARIAN (JUMAT, 12 AGUSTUS 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel