RENUNGAN HARIAN (KAMIS, 28 JUNI 2022)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

KAMIS, 28 JUNI 2022

PEKAN BIASA XVII (Hijau) 

St. Nasarius dan Selsus

BACAAN I: Yer. 18:1-6

MAZMUR: 146:2-6;

BACAAN INJIL: Injil Matius 13:47-53

DOA PAGI:

Allah Bapa Yang Mahamulia, Engkau berkenan tinggal bersama dan mendampingi peziarahan hidup kami. Semoga kami pun setia tinggal bersama-Mu untuk mendengarkan sabda kehendak-Mu. Amin

RENUNGAN:

Pada suatu hari saya mendapat kiriman video pendek dan seorang teman mengenai pesan Paus Fransiskus. Bapa Suci berpesan, “Jadilah orang kudus dalam hidup sehari-hari.” Lalu video itu saya kirimkan ke relasi saya melalui media sosial, baik Facebook, Instagram, maupun WhatsApp. Mungkin Anda juga menerima dan sudah melihat video tersebut. Dalam video itu, Bapa Suci menegaskan bagaimana kita bisa menjadi orang kudus. Pada waktu itu Paus Fransiskus ditanya seseorang, Bapa, dalam keseharian dapatkah saya menjadi orang kudus?”

“Ya, Anda bisa,” jawab Paus. Untuk menjadi orang kudus, kita tidak harus berdoa sepanjang hari. Lantas bagaimana caranya? “Lakukan tugasmu sepanjang hari. Berdoa, bekerja, menjaga anak-anak. Tetapi semuanya harus dilakukan dengan hati mengarah kepada Tuhan, sehingga pekerjaan, bahkan sakit dan penderitaan, juga dalam kesulitan, terarah kepada Tuhan” tegas Paus yang bijaksana ini.

Terarah kepada Tuhan atau mengarah kepada Tuhan. Itu poinnya. Apa pun yang kita lakukan dalam hidup sehari-hari, apa pun pekerjaan kita marilah diarahkan kepada Tuhan. Artinya, hidup di dunia ini tidak kekal, rumah di dunia ini tidak selama-lamanya akan kita tempati. Akan ada kehidupan kekal setelah di dunia ini. Tuhan akan menyeleksi siapa yang layak masuk ke kerajaan surga dan siapa yang tidak. Inilah pesan dan perumpamaan tentang pukat dalam bacaan Injil hari ini.

Perumpamaan tentang pukat ini merupakan perumpamaan ketujuh dan Tuhan Yesus yang ada dalam Injil Matius bab 13. Sebelumnya Tuhan Yesus mengajar para murid dengan enam perumpamaan dalam dunia pertanian dan perdagangan, yaitu perumpamaan tentang seorang penabur, lalang di antara gandum, biji sesawi, ragi, harta terpendam, dan mutiara yang berharga.

Perumpamaan tentang pukat ini menyuarakan tema penghakiman terakhir kepada semua orang. Pukat adalah jaring (jala) besar dan panjang untuk menangkap ikan. Pukat ini biasanya ditarik oleh dua perahu, dengan masing-masing perahu memegang kedua ujung pukat.

Karena ada pemberat, maka pukat ini dapat tenggelam mencapai dasar. Karena ditarik oleh perahu yang berbeda, maka pukat ini dapat mengambil semuanya dalam jangkauannya dan kemudian para nelayan menarik kedua ujung pukat ke daratan. Setelah itu, kaum nelayan di daratan, menarik pukat itu bersama-sama. Pukat akan dipenuhi dengan berbagai macam jenis ikan, yang baik dan yang tidak baik.

Dalam perumpamaan tentang pukat ini, lautan adalah dunia dan pukat adalah Gereja. Sama seperti pukat harus ditebarkan ke tempat yang dalam, maka Gereja juga harus mewartakan Kristus ke tempat yang dalam atau Duc in Altum. Dan setelah penuh, maka pukat tersebut diseret ke pantai dan orang-orang kemudian memilih ikan yang baik dan membuang ikan yang tidak baik. Ini menggambarkan tentang akhir zaman, di mana para malaikat akan memisahkan manusia yang baik dan manusia yang tidak baik (jahat). Dan orang yang jahat akan mendapatkan ganjarannya di dalam neraka.

Pertanyaan refleksinya, apakah selama ini Anda sudah menghayati menjadi pengikut Kristus yang baik dalam hidup sehari-hari? Jika sudah, syukurlah. Jika belum, masih ada waktu. Marilah kita mengusahakannya sebagaimana pesan Paus Fransiskus tadi. Untuk menjadi kudus, kita bisa mengusahakannya dengan melakukan pekerjaan kita dengan mengarahkan hati kepada Tuhan.

0 Response to "RENUNGAN HARIAN (KAMIS, 28 JUNI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel