RENUNGAN HARIAN (SENIN, 6 JUNI 2022)



RENUNGAN HARIAN

SENIN, 6 JUNI 2022

PEKAN BIASA X

PW SP MARIA BUNDA GEREJA (PUTIH)

BACAAN I: Kej. 3:9-15

MAZMUR: 87:1-2.3.5.6-7;

BACAAN INJIL: Yohanes. 19:25-34

DOA PAGI:

Allah Bapa Maharahim, Putra Tunggal-Mu yang dipaku di salib, telah menegaskan Santa Perawan Maria, Bunda-Nya menjadi Bunda kami. Semoga dengan pertolongan kasihnya, Gereja-MU semakin berbuah melimpah dengan merangkul seluruh keluarga umat manusia. Amin

RENUNGAN:

Hari ini Gereja memperingati Santa Maria Bunda Gereja (Ecciesiac Matris). Peringatan dilaksanakan pada han Senin setelah Pentakosta. Pemilihan hari peringatan ini tentu berkaitan dengan peranan Bunda Maria yang mendampingi dan berdoa bersama para Rasul (Kis. 1:14) dalam menantikan Roh Kudus dan mendampingi Gereja sepanjang masa. Paus Fransiskus ketika menyebut gelar Bunda Maria sebagai Bunda Gereja berharap agar bertumbuh rasa keibuan dalam diri para pastor, para religius dan umat beriman serta rasa hormat yang sejati kepada Bunda Maria.

Pengakuan akan Maria sebagai Bunda Gereja, bukanlah pengakuan yang lahir begitu saja. Pengakuan itu sebetulnya merupakan kesimpulan dan perjalanan sejarah keselamatan manusia dimana “sosok ibu” selalu hadir di dalamnya. Santo Yustinus, Santo Irenius, Tertullianus dan Santo Agustinus telah menafsirkan Kejadian 3: 15 pada kata “Perempuan” dalam diri Hawa adalah simbol antisipatif terhadap sosok “Maria” yang kelak akan menurunkan berkat kepada umat manusia karena kesediaannya menerima, mengandung, melahirkan dan mendampingi Yesus dalam keseluruhan hidupnya. Hawa menurunkan generasi manusia secara kodrati dan Bunda Maria menurunkan generasi manusia secara adikodrati. Hawa melahirkan umat manusia secara insani, Bunda Maria melahirkan manusia secara ilahi.

Kitab Suci Perjanjian Barn terus-menerus akan mengulangi kata “Perempuan”, termasuk juga terhadap Bunda Maria. Akhirnya kata perempuan itu berubah pada peristiwa Salib, seperti yang diungkapkan oleh Injil Yohanes yang kita dengar hari ini: Bunda Maria disapa sebagai “Ibu” ketika Bunda Maria diserahkan kepada Yohanes. Kalau Rasul Yohanes dipahami sebagai “perwakilan gereja maka penyerahan itu berarti sebagai penyerahan Bunda Maria kepada Gereja. Maria sebagai “Ibu (Bunda) Gereja” Kehidupan Gereja sepanjang masa berspiritualitaskan Maria. Di dalam Ekaristi, Bunda Maria disapa. Setiap hari, kita berdoa angelus, doa Rosario, gambar atau patung Bunda Maria dipajang di gereja atau di rumah, bahkan ada banyak pesta atau peringatan terhadap Bunda Maria di dalam kalender liturgi Gereja. Namun, kalau boleh kritik, seperti harapan Paus di atas, bahasa para imam atau religius terlalu bersifat “laki-laki” (cenderung kasar, keras) dan kurang berbahasa “perempuan” (halus, lembut dan taat). Di bagian lain, penghormatan kita kepada Bunda Maria terkesan “berlebihan” sehingga menimbulkan tuduhan bagi orang lain bahwa kita “menyembah” Maria, seperti menyembah Tuhan. Mari kita hidupi harapan Paus agar kita menumbuhkan rasa keibuan di dalam Gereja dan memberi rasa hormat yang sejati kepada Bunda Maria. Bunda Maria, Bunda Gereja, doakanlah kami!

0 Response to "RENUNGAN HARIAN (SENIN, 6 JUNI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel