RENUNGAN HARIAN (SELASA, 29 MARET 2022)



RENUNGAN HARIAN

SELASA, 29 MARET 2022

PEKAN PRAPASKAH IV (UNGU)

St. Bertold; St. Yonah dan Berkjesu

BACAAN I: Yeh. 47:1-9.12

MAZMUR: 46:2-3.5-6.8-9;

BACAAN INJIL: Yohanes 5:1-16

DOA PAGI:

Allah Bapa Mahapengasih, kami beryukur atas penyelenggaraan ilahi-Mu terhadap kami. Bersihkanlah kami dari cacat dan cela kami pada mas tobat ini. Dengan Pengataraan Yesus Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin

RENUNGAN:

Tidak jauh dan pintu gerbang domba ada kolam Betesda, tempat ritual pembaptisan pemeluk agama Yahudi yang disebut mikvah. Dan hasil penelitian modern tercatat bahwa pada periode sebelum masehi masa hellenisasi (pemaksaan budaya yunani), kolam itu didedikasikan dan dijadikan tempat pemujaan kepada dewa Askiepius. Dewa Askiepius adalah dewa pengobatan dan kesembuhan dan kepercayaan Yunani kuno yang lambangnya berwujud ular melihit pada tongkat. (Bdk. lambang ular untuk dunia kedokteran dan apotik). Dan keyakinan inilah kemungkinan nama Ibrani bet khesda berarti “rumah kasih sayang.” Maksudnya, rumah kasih sayang dewa Askiepius, pemelihara kesehatan dan pemberi kesembuhan. Dengan demikian kolam Betesda merupakan askiepion atau tempat pemujaan dewa Askiepius di Yerusalem. Di setiap askiepion terdapat sekelompok imam yang melayani upacara-Upacara pemujaan. Para imam itulah yang setiap kali membuka saluran air dan tempat yang lebih tinggi dan dihubungkan ke dasar kolam, sehingga menghasilkan arus di dasar kolam itu yang kadang menggelembung-gelembungkan udara ke atas. Aihasil, permukaan air kolam pun nampak bergoyang.

Meskipun demikian orang percaya bahwa goncangan air kolam Betesda itu disebab kan oleh malaikat dan siapapun yang pertama masuk ke dalamnya akan disembuhkan dan penyakit apapun. Akibatnya di sekitar kolam itu berkumpul banyak penderita sakit yang kemungkinannya menunggu keajaiban penyembuhan dari dewa Asklepius dan bukan belaskasih dan Allah. Yesus pun menyembuhkan si lumpuh bukan dengan mengangkat dan memasukkannya ke dalam kolam, tetapi hanya dengan bersabda: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Orang itu bangun dan berjalan di jalan-jalan umum sambil membawa tilam tempat tidurnya. Artinya, si lumpuh itu jelas sudah sembuh karena sudah bisa berjalan, dan semua itu terjadi hanya dengan kuasa sabda Yesus. Dengan kata lain kesembuhan si lumpuh itu karena kuasa penyembuhan Yesus dan bukan kuasa dewa Askiepius, penguasa dan penunggu kolam Betesda, karena sama sekali tidak bersentuhan dengan kolam maupun air kolam yang sedang bergoncang.

Orang menegur si lumpuh yang sudah sembuh, karena han itu hari Sabat dan ia telah melanggar larangan sabat yang tidak memperbolehkan orang membawa beban. Pelanggaran peraturan sabat upahnya hukuman mati dengan dilempari batu. Orang itu pun menjelaskan bahwa pelanggaran1Ya itu bukan maunya sendini, tetapi karena Yesus yang telah menyuruhnya. Oleh karena itu, para pemimpin Yahudi rnengalihkan tuduhan pelanggaran larangan sabat pada Yesus dan berusaha menganiaya-Nya. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus, karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya dan dengan demikian Ia telah menghujat Allah. Menyamakan diri dengan Allah adalah penghujatan dan hukumannya hukuman mati.

Kita kadang masih ragu dengan penyembuhan penyakit yang hanya mengandalkan kuat-kuasa Yesus. Tidak jarang kita pun putus asa karena berbagai usaha untuk mendapatkan kesembuhan telah kita tempuh hingga menghabiskan biaya besar tetapi tanpa hasil, sehingga mempecayakan pada kuasa magis. Yesus telah menunjukan kuat-kuasa ilahi-Nya yang menyembuhkan orang lumpuh cema dengan bersbda saja. Kita adalah pengikut Kristus zaman ini yang seharusnya terus-menerus percaya dan menyerahkan diri sepenuhnya pada kuat-kuasa Yesus.

0 Response to "RENUNGAN HARIAN (SELASA, 29 MARET 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel