RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 26 JANUARI 2022)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

RABU, 26 JANUARI 2022

PEKAN BIASA III

Pw. St. Timotius dan Titus (Putih)

BACAAN I: 2Sam. 7:4-17

MAZMUR: 89:4-5.27-28.29-30;

BACAAN INJIL: Injil Markus 4:1-20

Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan firman. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat." 

RENUNGAN:

Mulailah dari yang kecil, kini, dan di sini. Benih itu kecil dan satu. Tapi ketika ditanam dan tumbuh, ia menjadi besar dan banyak. Awalnya digenggam enteng. Kemudian hasilnya dipikul. Berat tapi senang, karena hasil limpah. Kedua bacaan hari ini berbicara tentang spiritualitas benih. Dalam bacaan pertama, benih itu dapat kita kaitkan dengan perkembangan bangsa Israel yang mulai dari satu orang, kemudian berkembang menjadi bangsa besar yang disegani banyak bangsa lain. Pernah menjadi budak, tetapi kemudian merdeka karena kuasa Tuhan. Para pemimpin Israel juga mengalami perkembangan yang sama. Pada umumnya, mereka tidak mempunyai kemampuan yang sempurna pada awalnya tetapi disertai dan disempurnakan Tuhan.

Kita dipanggil bukan karena sempurna, tetapi supaya kita sempurna. Itulah yang dikisahkan dalam bacaan pertama hari ini (2Sam. 7:4-17). Kembali ke spiritualitas benih, dalam Injil, Yesus mengumpamakan Firman Tuhan yang ditabur seperti benih (Mrk. 4:1-20). Pewarta adalah penabur benih. Tanah di mana benih ditaburkan adalah manusia kepada siapa benih sabda Allah diwartakan. Keadaan tanah adalah suasana hati penerima firman. Dalam dirinya, manusia membawa benih sabda Allah, karena ia diciptakan oleh Sabda itu. Perjuangan supaya benih itu secara personal dan kolektif menjadi berlipat ganda seperti Daud dan bangsa Israel membutuhkan perjuangan dan penyertaan Allah.

Tuhan, siramilah hati kami agar menjadi benih yang bertumbuh dan berbuah. Amin.

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 26 JANUARI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel