RENUNGAN PAGI (SENIN, 22 NOVEMBER 2021)



RENUNGAN PAGI

SENIN, 22 NOVEMBER 2021

PEKAN BIASA XXXIV

Pw. Sta. Sesilia PrwMrt (Merah)

BACAAN I: Dan. 1:1-6.8-20

MAZMUR : Dan. 3:52-56;

BACAAN INJIL: Lukas 21:1-4

DOA PAGI:

Allah Bapa yang Mahabaik, Engau berkenan mekimoahkan rahmat dan berkat-Mu. Bimbinglah aku dalam setiap langkahku. Mampukan aku menjaga hati dan budi agar terarah kepada kehendak dan rencana-Mu. Semoga Aku Kaumampukan dalam menghadapi berbagai masalah yang ada. Kumohon tuntunlah Roh Kudus-Mu. Amin

RENUNGAN :

Apa pendapat saudara ketika dalam kotak persembahan ada amplop berisi selembar uang bernilai seratus ribu rupiah. Kita akan berkata, “Luar biasa orang yang memberi persembahan ini.,’ Kita akan semakin kagum ketika dalam amplop berisi lima lembar uang bernilai seratus ribu rupiah. Ada rasa kagum dan pujian pada pemberi persembahan itu sebagai orang yang pemurah. Besarnya uang itu, membuat kita mungkin sekali memuji orang yang memasukkan persembahan sebesar lima lembar seratus ribu daripada yang sepuluh ribu.

Hari ini, sikap kita menilai suatu persembahan seseorang, seakan diubah. Yesus memuji seorang janda yang memberi sedikit persembahan daripada orang-orang kaya yang memberi begitu banyak. Yesus mengatakan bahwa orang-orang kaya memberi dari kelimpahannya, sedangkan janda miskin memberi dari kekurangannya. Bagi orang kaya, seratus ribu, lima ratus ribu atau lebih mungkin bukan apa-apa, karena kekayaan mereka sudah sedemikian besarnya. Tetapi, bagi seseorang yang penghasilannya lima puluh ribu sehari di Kota Jakarta, maka nilai pemberian sepuluh ribu itu luar biasa besarnya. Mengapa? Karena lima puluh ribu itu bisa jadi untuk makan dan minum satu keluarga yang terdiri dan seorang istri dan seorang anak. Bisa dibayangkan betapa sederhananya makanan yang diterima. Jika sepuluh ribu disumbangkan, berarti ada jatah makan yang dikurangi lagi. Itu berarti mereka mengurangi kebutuhan hidup mereka yang paling dasar, yaitu makanan. Bisa dikatakan mereka memberi dari kekurangan, mereka memberikan hidup mereka. 

Kenyataan ini tentu membuka mata, bahwa persembahan tidak bisa hanya kita lihat dari besarnya jumlah tanpa memperhitungkan aspek lain, misalnya latar belakang ekonomi yang memberi. Jumlah yang lebih besar, tidak serta merta dinilai sebagai pemberian yang terbaik. Bagaimana dengan saudara? Tidakkah kita hendaknya selalu menghargai semua pemberian atau persembahan, karena kita tidak pernah tahu bagaimana sesungguhnya hidup orang yang memberi persembahan itu? [Rm. Krispinus Ginting, O.Carm.]


0 Response to "RENUNGAN PAGI (SENIN, 22 NOVEMBER 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel