RENUNGAN PAGI (KAMIS, 8 JULI 2021)

RENUNGAN PAGI

KAMIS, 8 JULI 2021

PEKAN BIASA XIV

St. Eugenius III, Paus; St. Andreanus III.

BACAAN I: Kej. 44:18-21.23b-29;45:1-5

MAZMUR: 105:16-17.18-19.20-21;

BACAAN INJIL: Matius 10:7-15

DOA PAGI:

Syukur dan terima kasih ya Bapa, pagi ini aku boleh bangun lagi. Aku percaya, Engkau membuka pikiran dan hatiku. Selama ada keterbukaan hati, masalah sesulit apa pun, Engkau rela menolongnya, seperti masalah Yusuf dan saudara-saudaranya. Bapa, bantulah aku agar mampu memiliki hati yang terbuka bagi-Mu. Amin

RENUNGAN HARIAN:

Anton Budiman harus menanggung kerugian membawa bagasi melebihi yang ditetapkan maskapai penerbangan. Ia tidak diperkenankan terbang kecuali membayar denda kelebihan bagasi atau meninggalkan sebagian barang bawaannya. Ia harus rela meninggalkan sebagian menurut prioritas. Mau tidak mau meskipun berat rasanya, ia membuka kopernya dan mulai mengeluarkan sebagian barangnya.

Hari ini Yesus mengutus para murid pergi, tapi dengan suatu larangan yang sangat tegas. Yesus berkata, “JanganIah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya” (Mat 10:9-10). Yesus sangat tahu apa yang paling perlu dalam perjalanan perutusan para murid. la tidak ingin para murid disibukkan dan diganggu oleh barang bawaan atau “bagasi” yang berlebihan itu.

Membatasi berat bagasi, sesungguhnya mengajar penumpang untuk selektif dalam membawa barang ketika dalam suatu perjalanan. Demikian halnya larangan Yesus kepada murid-Nya hari ini, menegaskan agar kita membawa yang kita perlukan saja. Kita diajar untuk tidak menjadi rakus, tidak menjadi tamak, juga agar kita tidak kehilangan fokus utama kita, yakni melayani Tuhan. Sudah barang tentu, semakin banyak barang bawaan kita, semakin banyak “bagasi”, semakin kita disibukkan olehnya.

Mari, kita belajar menyeleksi apa yang perlu untuk tugas perutusan kita masing-masing. Kita memiliki atau membawa yang memang benar-benar kita butuhkan, bukan benar-benar kita inginkan. Di sinilah seorang kristiani diuji untuk membedakan antara keinginannya dan kebutuhannya. Agar dengan demikian kita tidak terhalang oleh banyaknya hal-hal yang perlu yang justru menjadi beban bagi perjalanan dan perutusan kita.

Share this post