RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 6 MARET 2021)

renungan harian


RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SABTU, 6 MARET 2021

PEKAN PRAPASKAH II (UNGU) 

St. Marsianus; St. Hesikios

BACAAN I: Mi. 7:14-15.18-20

MAZMUR: 103:1-2.3-4.9-10.11-12;  

BACAAN INJIL: Lukas 15:1-3.11-32

"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali"

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.". Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus

RENUNGAN:

Paus Fransiskus dalam Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman) mengatakan, “Allah itu sering kali menunda-nunda kalau hendak menghukum manusia. Namun, kalau Allah hendak membarkati dan mengasihi manusia, Ia lakukan di saat itu juga”. Bacaan-bacaan yang kita dengarkan pada hari ini menampilkan wajah Allah Yang Maharahim. “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri…” (Mi. 7:18-19). Ia adalah Bapa yang dengan setia menantikan anak bungsunya pulang (Luk. 15:11-32).

Apa kita menyadari dan sungguh mengalami Wajah Kerahiman Allah? Wajah yang tak pernah kecut kepada anak-anak yang dikasihi-Nya. Wajah yang selalu mengundang kita untuk bertobat. Wajah yang mengajak kita untuk saling mengampuni. Demikian juga dengan kasih-Nya, tidak sedikit pun berkurang. Oleh karena itu, kita harus berani pulang setelah kita pergi jauh dari Allah, Bapa kita, seraya kita mengaku, “Bapa aku tidak layak lagi disebut sebagai anak Bapa”.

Ya Bapa, kami mau kembali menjadi anak-anak-Mu. Berkatilah kami. Amin


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 6 MARET 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel