RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 18 DESEMBER 2020)

renungan harian


RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SENIN, 18 DESEMBER 2020

Pekan Biasa II (HIJAU)

St. Priska; Sta. Margaretha

BACAAN I: Ibr. 5:1-10

MAZMUR: 110:1.2.3.4;

BACAAN INJIL: Markus 2:18-22

Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

RENUNGAN:

Pernah suatu ketika, seorang pastor berceloteh begini: zaman now ini zaman pamer. Doa dipamerkan, marah divideokan lalu di posting di youtube, amal diposting dan dipamerkan. Bahkan pengalaman baru puasa pertama kali saja dipamerkan. Lalu, dimana letak sebuah kualitas rohani dan tradisi puasa itu? Hidup keagamaan kok hanya sebuah pertunjukan untuk mengundang decak kagum orang lain.

Yesus tidak mengajarkan tradisi puasa kepada para murid-Nya. Menurut Yesus, orang tidak berpuasa pada saat pesta perkawinan. Dialah mempelai pria dan umat Allah adalah mempelai wanita. Selama mempelai pria ada di dalam pesta maka yang ada hanya sukacita, bukan puasa. Bila mempelai pria pergi, barulah orang berpuasa. Yesus melengkapi penjelasan-Nya dengan dua perumpamaan, yaitu tentang secarik kain baru dan baju tua serta tetang kantong kulit tua dan anggur baru. Kedua perumpamaan itu berbicara tentang orang Yahudi yang telah lama terjebak dalam ritual agama yang kosong. Mereka memang melakukan semua tuntutan agama tetapi berdasarkan pemahaman yang keliru. Mereka melakukan itu bukan karena kebutuhan dari dalam diri untuk bertemu Tuhan secara intim. Bahkan, ada yang melakukan karena ingin pamer kesalehan. Parah bukan? Oleh sebab itu, Tuhan ingin mengatakan bahwa ritual agama yang membuat hubungan manusia dengan Tuhan jadi gersang seharusnya tidak digunakan.

Peringatan Yesus kiranya membuat kita bercermin. Adakah kebisaan ke gereja pada hari Minggu dan doa-doa harian masih menyegarkan rohani kita? Atau kita melakukan semua itu karena sudah terlanjur menjadi kebiasaan dan kita merasa tidak afdol bila tidak melakukannya? Mari kita memberikan kualitas pada doa-doa dan amal baik kita: Bukan karena terdorong untuk pamer, melainkan sungguh-sungguh merupakan kerinduan kita.

Allah Yang Mahabenar, ajarilah kami menjadi kantong yang baru dengan Anggur Baru yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, yaitu Yesus Kristus Tuhan Kami. Amin


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 18 DESEMBER 2020)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel