RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 28 SEPTEMBER 2020)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SENIN, 28 SEPTEMBER 2020

PEKAN BIASA XXVI  (HIJAU)

St. Wensenslaus; Sta. Eutakia.

BACAAN I: Ayb. 1:6-22

MAZMUR: 17:1-3.6-7

BACAAN INJIL: Luk. 9:46-50

Injil Lukas 9:46-50

Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."

RENUNGAN:

“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang aku juga akan kembali kedalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”. Rumusan ini sederhana dan singkat, namun mendalam, karena buah pergumulan dan refleksi Ayub atas berbagai macam situasi hidup yang dialaminya. Realitas penderitaan dan kesulitan yang dihadapinya membuat bertanya dan menggugat paham yang sudah lama ia yakini, bahkan digoda oleh sahabat dan kerabatnya untuk menggugat Tuhan. Namun Ayub menemukan jawaban hikmat tersebut dan tetap sadar sebagai makhluk dan hamba Allah. Ia bergumul hebat, tetapi tidak jatuh dalam godaan dan tergoda menghujat Tuhan.

Ayub sampai pada yang paling hakiki dalam relasi manusia dengan Allah yakni kesadaran sebagai makhluk dari Sang Khalik, Sang Pencipta, Asal dan Tujuan semua ciptaan. Ada kesadaran mendalam bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita lahir ke dunia tidak membawa apa-apa dan kelak saat beralih dari dunia fana ini juga tidak membawa apapun juga. Segala yang kita terima patut kita syukuri sebagai anugerah dan kemurahan Tuhan dan semestinya kita gunakan untuk mencapai tujuan hidup sejati.

Bila demikian, maka segala ciptaan dan segala yang ada di dunia ini harus digunakan dengan bijaksana untuk mencapai tujuan tersebut. Kita tidak boleh menjadi terikat, terbelenggu bahkan terobsesi dengan segala sarana yang tersedia. Sebaliknya, refleksi yang ditunjukan Ayub menggambarkan sebuah sikap batin yang diharapkan tumbuh dalam diri kita. Sikap yang sama ditegaskan Yesus dalam Injil tentang siapakah yang terbesar justru yang terkecil dan melayani. Ukuran pemimpin sejati yaitu mereka yang memiliki kemerdekaan batin. Kemerdekaan batin itu ditunjukan dalam tutur yang lemah lembut penuh persaudaraan dan sikap saling menghargai satu sama lain, tidak menjadi budak harta dan tahta.

Tuhan Yesus, semoga kami semakin menyadari tujuan hidup kami dan menggunakan segala yang kami terima dengan bijak untuk mengembangkan diri, melayani sesama dan memuliakan Engkau. Amin


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 28 SEPTEMBER 2020)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel