RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 14 FEBRUARI 2025)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
JUMAT, 14 FEBRUARI 2025
Peringatan Wajib
Sirilus, Metodius
Kej. 3:1-8; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 7:31-37
BcO 1Kor. 5:1-13
Warna Liturgi Putih
Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Renungan :
Manusia pertama jatuh ke dalam dosa karena tuli dengan tidak mau mendengarkan apa yang diperintahkan atau dilarang oleh Tuhan. Manusia sudah tahu bahwa memakan buah yang dilarang akan menyebabkan kematian. Namun, karena tipu muslihat ular, manusia menjadi tuli hatinya akan larangan Tuhan dan memakan buah terlarang tersebut. Manusia bisa mendengar dan mengingat, tetapi bisa mengalami tuli hati sehingga menjadi tidak peduli.
Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan bahwa seorang yang tuli dan gagap dihadapkan kepada Tuhan. Mereka memohon supaya Tuhan Yesus meyembuhkan orang itu. Berbeda dengan peristiwa yang lainnya bahwa orang lumpuh lagsung bisa berjalan dan orang kusta menjadi tahir. Dalam peristiwa ini, ada proses yang dilakukan Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya. Yesus memisahkan orang tersebut dari yang lainnya, memasukkan jari-Nya ke telinga, meludah dan menyentuh Iidah orang tersebut, menengadah ke langit, mendesah dan berseru: Efata.
Orang tersebut percaya dan menjalani proses ini dengan harapan yang menyala bahwa ia akan sembuh, terbuka baik Iidah maupun telinganya. Marilah kita memohon kekuatan pada Tuhan agar kita tidak tuli; agar selalu bisa membatinkan setiap sabda dan kehendak Tuhan.
Allah Yang Maha Baik, Engkaulah Tabib Agung kami. Engkau menyembuhkan Iuka- Iuka kami. Bukalah telinga kami agar kami mendenggar dengan benarfirman-Mu dan sentuhlah Iidah kami agar kami mewartakan dengan benar sabda-Mu. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 14 FEBRUARI 2025)"
Post a Comment