RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 18 JANUARI 2025)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SABTU, 18 JANUARI 2025
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristen
Ibr. 4:12-16 ; Mzm. 19:8-9,10,15; Mrk. 2:13-17
BcO Rm. 3:21-31
Warna Liturgi Hijau
Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Renungan
Pada hari ini kita memasuki pekan doa untuk persatuan umat Kristiani di dunia. Pekan doa yang disebut juga sebagai Pekan Doa Oikumene ini berlangsung dari tanggal 18-25 Januari setiap tahun. Pekan doa ini diusulkan oleh Paul Wattson pada tahun 1908 di mana puncak perayaannya adalah pada pesta pertobatan Santo Paulus. Tuhan Yesus sebagai Imam Agung dalam doa-Nya berseru, "Ut Unum Sint", supaya mereka semua menjadi satu (bdk. Yoh. 17:21). Tuhan Yesus menghendaki persatuan bukan perbedaan sebagai anak-anak Tuhan.
Pada hari ini kita mendengar kisah panggilan Lewi anak Alfeus atau yang kita kenal sebagai Matius. Dia adalah seorang pemungut cukai dan kebetulan sedang bekerja di rumah cukai. Tuhan Yesus memanggilnya, "Ikutlah Aku" dan saat itu juga ia berdiri, meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus. Lewi tidak sendirian, tetapi ia bersama rekan-rekan sejawatnya dan orang-orang yang dilabel pendosa bergembira bersama Yesus dalam sebuah perjamuan. Ini benar-benar menjadi momen pembaruan diri di depan Yesus. Ini juga yang menjadi doa Yesus, 'Ut Unum Sint' bersama-Nya. Tuhan mengasihi semua orang sebab Dia datang bukan untuk memanggil orang-orang benar melainkan orang berdosa untuk diselamatkan.
Satu hal yang dapat kita lakukan selama Pekan Doa Oikumene ini adalah kepatuhan pada sabda Tuhan. Sabda Tuhan adalah pelita bagi langkah kaki kita untuk bersatu (bdk. Mzm. 1 19:105). Sabda Tuhan juga memiliki kuasa untuk mengatur hidup kita (bdk. Ibr. 4:12). Maka, sebuah ajakan yang bagus bagi kita hari ini adalah 'Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian" (Ibr. 4: 16). Apakah kita berani hidup berdampingan sebagai saudara?
Ya Tuhan, bantulah kami untuk hidup berdampingan sebagai saudara dengan menerinta orang lain apa adanya. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 18 JANUARI 2025)"
Post a Comment