RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 14 AGUSTUS 2024)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RABU, 14 AGUSTUS 2024
Perayaan Wajib
St. Maksimilianus Maria Kolbe
Yeh. 9:1-7; 10:18-22; Mzm. 113:1-2.3-4.5-6; Mat. 18:15-20;
BcO Za. 10:3-11:3.
Warna Liturgi Merah
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Renungan
Dalam hidup bersama sebagai sebuah komunitas, lingkungan, bahkan keluarga sering kali terjadi ketegangan, salah paham, kemarahan, dan ketakutan. Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi dalam sebuah komunitas karena orang-orang yang berkumpul di sana tidak sempurna dan selalu ada kekurangan di sana-sini. Bila berhadapan situasi seperti ini-ketika seseorang berbuat dosa-apa yang perlu dilakukan? Ada mekanisme tertentu yang diusulkan Tuhan. Pertama, menegur di bawah empat mata, lalu membawa dua atau tiga orang saksi, dan jika langkah ini belum membawa hasil, biarlah persoalannya ditangani jemaat. Kalau ternyata nasihat jemaat juga tidak mempan, lalu Tuhan mengatakan ini, "Jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai" (ay. 7). Apa maksud ayat ini? Sering orang menafsirkannya bahwa kalau seseorang tidak mau bertobat, ya sudah keluarkan saja dia dari persekutuan umat Allah.
Namun, apakah Yesus bersikap demikian terhadap orang-orang seperti ini? Kalau kita membacanya demikian, tampaknya kita memperlakukannya seperti orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Harus dipahami secara positif bahwa bagaimanapun, orang yang berdosa tidak bisa dikeluarkan dari umat Allah. Ini konsisten dengan ajaran Yesus tentang pengampunan yang tanpa batas. Barangkali ada di antara kita sering berhadapan juga dengan orang-orang yang kita anggap berdosa dan menyebalkan karena tidak mau bertobat. Apakah kita sanggup untuk menerima, mendengar, dan memiliki hati yang terbuka untuk menolong mereka? Ini suatu tantangan yang berat dan perlu perjuangan terus-menerus.
Tuhan, bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus agar kami dengan hati terbuka dan penuh kasih menolong sesama yang jatuh dalam dosa. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 14 AGUSTUS 2024)"
Post a Comment