RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 3 APRIL 2024)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RABU, 3 APRIL 2024
HARI RABU DLM OKTAF PASKAH
Kis 3:1-10; Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk 24:13-35.
BcO Kis 2:22-41
Warna Liturgi Putih
Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Renungan
Kekecewaan sering kali membutakan mata. Lebih-lebih lagi bila kekecewaan itu justru karena niat, harapan, bahkan perbuatan baik kita tidak memperoleh jawaban sebagaimana yang diharapkan. Itulah yang dialami oleh dua murid yang kembali ke Emaus dalam Injil hari ini.
Yesus, Sang Nabi, ternyata "dihukum mati dan disalibkan". Yesus hadir dan "berjalan bersama". la membiarkan mereka menumpahkan isi hati mereka. la menerangi pengalaman mereka dengan Kitab Suci, dan meneguhkan mereka dengan "memecah-mecahkan roti".
Kita pun sering kali berhadapan dengan orang lain yang mengalami kekecewaan yang demikian besar. Kadang-kadang kita bingung mau berbuat apa, atau bagaimana menasihatinya. Petrus memberikan kepada kita teladan yang amat mengagumkan, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus . ..." Ya, kita mempunyai Yesus. Maka, biarkan Yesus berjalan bersama dalam diri kita, menerangkan Kitab Suci dan memecah-mecahkan roti bagi sesama kita sehingga "bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem".
Ya Yesus, Engkau selalu hadir dan berjalan bersama kami. Semoga kami pun mampu berjalan bersama orang lain yang sedang mengalami kekecewaan dan membawa mereka untuk "memecah-mecahkan roti" bersama-Mu. Amin
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 3 APRIL 2024)"
Post a Comment