RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SELASA, 6 FEBRUARI 2024)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SELASA, 6 FEBRUARI 2024

Perayaan Wajib

Paulus Miki

1Raj. 8:22-23,27-30; Mzm. 84:3,4,5,10,11; Mrk. 7:1-13;

BcO Kej 41:55-42:26

Warna Liturgi Merah

Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban?yaitu persembahan kepada Allah?, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

Renungan 

Hari ini kita mengenang Santo Paulus Miki (1564-1597) dan teman-temannya. Mereka adalah para martir di Jepang. Ada sebuah perkataan yang meneguhkan dari Santo Paulus Miki ketika ia sedang menderita penyaliban, "Seperti Tuhanku, aku akan mati di kayu salib. Seperti Dia, tombak akan menembus jantungku, sehingga darahku dan cintaku dapat mengalir ke atas tanah dan menguduskannya bagi nama-Nya." Perkataan ini benar-benar dialaminya bersama rekan-rekannya yang lain. Kemartiran mereka merupakan wujud nyata sikap yang mengutamakan prinsip-prinsip hukum (legalis) dari penguasa Hideyoshi yang melarang orang Jepang untuk menganut agama Katolik. 

Kisah Injil hari ini juga sejalan sikap yang legalis dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang datang kepada Yesus dan melihat para murid Yesus makan dengan tangan najis karena tidak membasuhnya sebelum makan. Mereka bahkan bertanya kepada Yesus, "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" (Mrk. 7:5). Yesus menjawab pertanyaan ini dengan pernyataan yang keras. Meminjam perkataan Nabi Yesaya, Yesus berkata, "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku" (Mrk. 7:6). Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu bersikap terlalu legalis, padahal hidup mereka yang nyata tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan. 

Mari kita mematikan sikap yang terlalu legalis dengan menumbuhkan semangat kerendahan hati dan keterbukaan kepada Tuhan. Raja Salomo yang bijaksana menunjukkan sebuah keteladanan yang bagus seperti tercermin dalam doa ini, "Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau baik di langit yang di atas maupun di bumi yang di bawah. Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang hidup dengan segenap hatinya di hadapan-Mu" (1 Raj. 8:23). Kebajikan kerendahan hati dan keterbukaan dalam doa akan membuat kita lebih layak di hadirat Tuhan. 

Tuhan, semoga kami lebih mawas diri dan rendah hati dalant hidup sehari-hari. Amin. 

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SELASA, 6 FEBRUARI 2024)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel