RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 2 MARET 2024)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SABTU, 2 MARET 2024


Pekan II Prapaskah

Hari Sabtu Imam

Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk.15:1-3.11-32.

BcO Kel 20:1-17

Warna Liturgi Ungu

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Renungan 

Pengalaman perjalanan bangsa Israel menumbuhkan kepercayaan dalam diri Nabi Mikha akan Allah yang penuh belas kasih. Allah yang senantiasa mengampuni dosa-dosa bangsa Israel. Allah yang selalu sabar dan setia menjadi Gembala bagi Israel. 

Tuhan Yesus juga memberikan gambaran akan kasih setia Bapa yang pengampun dan kasih-Nya lebih luas daripada samudra. Anak sulung dan bungsu sama-sama memiliki kelemahan dalam diri mereka. Yang satu foya-foya dan yang satu sombong. Dua-duanya dikasihi Bapa dan diharapkan dua-duanya mengalami pertobatan. Dosa mengarah pada penderitaan. Anak bungsu sadar ketika sudah berada dalam penderitaan. la bertobat, pulang dan disambut dengan sukacita oleh bapa, dan martabatnya sebagai anak dipulihkan. Allah Bapa tampak dalam diri Yesus yang penuh kasih dan tidak menghakimi orang berdosa, tetapi selalu mengharapkan pertobatan. 

Bisa jadi, kita menjadi anak bungsu di mana hidup kita penuh dengan borok dosa, Bisa jadi pula, kita menjadi anak sulung yang mengalami kesombongan rohani. Siapakah aku, anak sulung atau anak bungsu? Atau kedua-duanya? Marilah kita melakukan refleksi dan pertobatan terus-menerus karena Allah kita adalah Allah Yang Maha Rahim. 

Bapa Maha Rahim, semoga kami dapat menyadari dan melakukan pertobatan serta menyempurnakannya dengan merayakan Sakramen Pendamaian. Amin. 


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 2 MARET 2024)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel