RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 4 NOVEMBER 2022)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

JUMAT, 4 NOVEMBER 2022

PEKAN BIASA XXXI

Pw. St. Karolus Boromeus (Putih)

BACAAN I: Flp. 3:17-4:1

MAZMUR: 122:1-2.3-4a.4b-5;

BACAAN INJIL: Lukas 16:1-8

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Renungan 

Kalau kita mengamati situasi saat ini, begitu banyak orang yang jatuh dalam sikap intoleransi: mereka merasa paling benar sendiri dengan ajaran agamanya dan merasa punya hak untuk menghakimi agama lain. Atau dengan kata lain: semakin banyak orang yang terjerumus dalam pendangkalan iman dengan menitikberatkan Sisi luar/artifisial agamanya (menitikberatkan ritus-ritus lahiriah) dan melupakan Sisi hakiki dari hidup beriman. Akibatnya, orang jatuh pada aturan dan Sisi liturgis dan melupakan Sisi spiritual dan rohani. Orang beragama kemudian cenderung menjadi orang-orang Farisi modern. Kecenderungan ini menimpa semua agama tanpa terkecuali. 

Bagaimana jika para pengikut Kristus menghadapi hal seperti ini? Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi menasihati kita: "Banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka adalah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. ... Karena itu saudara-saudara yang kukasihi. .. berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih" (Flp. 3:18-4:1). Berhadapan dengan orang-orang yang fanatik naif, Paulus mengajak kita untuk tetap "berdiri teguh dalam Tuhan", artinya kita setia dengan ajaran Kristus: kasih/ cinta mengatasi segalanya. Justru orang-orang yang intoleran terhadap kita patut untuk kita doakan dan kita cintai. Hanya, kita diingatkan dalam Injil hari ini: kita mesti menjadi pribadi yang cerdik menghadapi dunia ini: "Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang" (Luk. 16:8). 

Ya Allah, semoga iman kami semakin hari semakin bertumbuh menjadi berkat bagi sesama dan masyarakat. Amin. 

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (JUMAT, 4 NOVEMBER 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel