RENUNGAN HARIAN (SABTU, 26 MARET 2022)



RENUNGAN HARIAN

SABTU, 26 MARET 2022

PEKAN PRAPASKAH III (UNGU)

St. Ludgerus; St. Ireneus

BACAAN I: Hos. 6:1-6

MAZMUR: 51:3-4.18-19.20-21;

BACAAN INJIL : Lukas 18:9-14

DOA PAGI:

Allah Bapa Maharahim, Engkau membenarkan pemungut cukai yang dengan hati menyesal dan bertobat menghadap belas kasihan-Mu. Semoga Engkau juga berkenan menyambut kami yang datang dan memohon belaskasihan-Mu. Amin

RENUNGAN:

Dalam kehidupan bersama tidak jarang kita jumpai orang-orang yang berbangga diri dengan apa yang mereka miliki atau atas apa yang telah mereka raih, seperti merasa diri paling benar, paling pintar, paling sukses, paling religius dan menganggap rendah orang lain. Kita perlu menyadari bahwa apa yang menjadi kebanggaan diri itu pada akhirnya akan berlalu dan tidak ada artinya lagi ketika dihadapkan pada kematian. Tetapi harus diingat pula, bagi kita yang beriman, kematian bukanlah akhir segalanya, karena kematian ibarat sebuah jembatan di mana jiwa kita yang kekal akan bersatu dengan Allah di dalam kerajaan-Nya. Untuk itu, selagi kita masih hidup di dunia, janganlah suka membanggakan diri dan menganggap rendah orang lain, tetapi sebaliknya bersikaplah rendah hati, yaitu mau mengakui hahwa kita tidak lehih baik dan yang lain dan hidup kita bergantung pada belaskasih Allah.

Memiliki kerendahan hati, mau mengusahakan yang terbaik dalam hidup bersama dan percaya pada rahmat Allah, itulah kualifikasi untuk masuk ke dalam kerajaan Allah. Kualifikasi itu pada satu sisi membantu untuk menyelaraskan perbuatan kita dengan kehendak Allah dan di sisi lain membantu kita agar tidak lepas bergantung pada belaskasih Allah. Oleh karena itu, Iagi kita yang masih berbangga diri dengan segala pencapaian dan menganggap rendah orang lain, ingatlah apa yang diajarkan oleh Yesus, ketika la berhadapan dengan orang-orang Farisi yang menganggap dirinya paling benar. Mereka yakin bahwa apa yang mereka perbuat layak mendapat balasan setimpal. Yakin bahwa Allah akan mengganjar orang sesuai dengan perbuatannya. Masalahnya, dengan sikapnya itu orang-orang Farisi justru memandang rendah orang lain. Yesus tidak membenarkan sikap orang-orang Farisi itu. Yesus justru lebih membenarkan si pemungut cukai meskipun ia sering dicap sebagai orang berdosa. Mengapa? Karena kerendahan hatinya, pemungut cukai menyadari dirinya sebagai pendosa dan menyerahkan diri ke dalam belas kasih Allah.

Semoga di masa Prapaska ini, kita mau belajar dan si pemungut cukai untuk bersikap rendah hati, menyadari segala kedosaan kita, kelemahan-kelemahan kita, menyadari bahwa di dalam setiap usaha yang kita lakukan Allah juga turut bekerja. Mari kita mengembangkan sikap rendah hati, karena seperti disabdakan oleh Yesus “barang siapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan”.

Semoa kerendahan hati membantu kita untuk bersikap lepas bebas dan menjadikan Allah sebagai yang utama dalam persiapan memasuki kerajaan Allah. 

0 Response to "RENUNGAN HARIAN (SABTU, 26 MARET 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel