RENUNGAN HARIAN (SABTU, 12 MARET 2022)

renungan harian


RENUNGAN HARIAN

SABTU, 12 MARET 2022

PEKAN PRAPASKAH I (UNGU)

St. Gregorius I/ Agung, Paus

BACAAN I: Ul. 26:16-19

MAZMUR: 119:1-2.4-5.7-8;

BACAAN INJIL : Matius 5:43-48

DOA PAGI:

Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah menjadikan kami sebagai umat kesayangan-Mu. Bantulah kami agar mampu bertekun sebagai umat-Mu yang setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamata kami. Amin

RENUNGAN:

Perintah kasih yang diberikan oleh Tuhan Yesus sangat radikal. “Kasihilah musuh musuhmu dan berdoalah bagi yang menganaiaya kamu”. Sebetulnya perintah ini konsisten dengan perintah kasih lain, “Hendaklah kalian saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu”. Mengasihi sesama kita seperti Yesus mengasihi kita berarti kita harus mengasihi semua orang. Kasih yang tidak piiih kasih. Kasih seperti Allah mengasihi kita. Kasih yang tanpa pamrih.

Mengasihi seperti Yesus berarti mengasihi tanpa batas. Pada jaman Yesus, orang orang Yahudi mempunyai aturan yang sangat jelas, baik dalam mempersembahkan korban, maupun juga dalam berinteraksi sosial dengan sesamanya. Orang benar tidak boleh bergaul dengan orang berdosa. Jika hal ini dilanggar, orang bisa terkena hukuman najis. Maka terbentuk di dalam masyarakat, sekat-sekat sosial yang sangat jelas. Ada orang Farisi, orang yang mengerti hukum Taurat dan taat melaksanakannya. Ada orang yang tidak mengenal hukum yang tidak pernah menaati hukum, termasuk di dalamnya para gembala, yang selalu mengikuti gembalaannya dimana pun gembalaannya itu merumput, dan ada kelompok orang berdosa seperti, orang kusta, orang cacat sejak lahir, pelacur dan juga pemungut cukai. Orang baik-baik tidak bergaul dengan orang berdosa. Bergaul saja tidak. Apalagi mengasihi mereka. Orang berdosa ya harus dihukum. Itu jelas sekali bagi orang-orang pada jaman Yesus. Namun mungkin pada jaman kita, kita juga masih sering mewarisi pemikiran yang sangat diskriminatif ini.

Tuhan Yesus datang untuk menyempurnakan hukum kasih. Dalam mengasihi kita harus sempurna seperti Bapa di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang benar dan bagi orang jahat. Batasan kasih adalah kasih yang tak terbatas. Dasarnya adalah pengalaman akan kasih Allah sendiri. “Karena Allah begitu mengasihi kita maka hendaklah kita saling mengasihi” Kasih pertama-tama Allah yang lebih dahulu mengasihi kita. Dan pengalaman kasih itu kita diharapkan juga mengasihi sesama kita.

Dalam kenyataannya, kejahatan besar justru terjadi ketika kita menghakimi sesama kita sebagai orang berdosa. Penghakiman akan orang lain sebagai yang berdosa sering berlanjut dengan membenarkan tindakan jahat yang kita lakukan terhadap orang yang kita golongkan sebagai orang berdosa. Musuh boleh kita jauhi, boleh kita balas dengan kejahatan, bahkan boleh kita bunuh. Jika demikian maka sebetulnya kita melakukan perbuatan yang sama dengan mereka yang lakukan kepada kita. Murid Yesus tidak boleh seperti itu. Kita mengikuti Yesus yang mengasihi semua orang dan menyerahkan nyawa bagi orang-orang yang menganiaya Dia. Apa lebihnya jika kita hanya mengasihi orang orang yang mengasihi kita? Orang berdosa pun berbuat demikian. Cinta kita harus seperti cinta Kristus, sempurna, seperti Bapa mengasihi kita. “Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini sehingga ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menjadi tebusan bagi banyak orang”. Kasih yang sejati diuji dan kasih kepada semua orang, khususnya justru yang memusuhi kita. 

0 Response to "RENUNGAN HARIAN (SABTU, 12 MARET 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel