RENUNGAN HARIAN (RABU, 16 MARET 2022)

renungan harian


RENUNGAN HARIAN

RABU, 16 MARET 2022

PEKAN PRAPASKAH II (UNGU)

Beato Torello

BACAAN I: Yer. 18:18-20

MAZMUR: 31:5-6.14.15-16;

BACAAN INJIL: Injil Matius 20:17-28

DOA PAGI:

Allah Bapa Maharahim, kerahiman-Mu layak kami syukuri. Engkau senantiasa memperhatikan hidup kami. Semoga kami pun mampu membagikan berkat-Mu itu kepada sesama kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu yang Hidup dan Berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin

RENUNGAN:

Mengeluh kiranya sering menjadi acara harian dan sebagian kita. Ada orang yang memang sangat berhobi mengeluh. Mana udara panas, tidak ada AC, lauknya kurang enak, minumannya kurang manis, masakannya kurang “nendang”, teman-temannya dianggap kurang up to date, dan sebagainya. Bila kita sedang banyak tugas, kita pun cenderung mengeluh dalam hati, mana malas, mana bosan, mana kurang rekreasi, dan seterusnya.

Mengeluh atau lebih tepatnya mengadu ternyata juga dialami oleh nabi Yeremia pada bacaan pertama. Ketika para lawannya menyerangnya dan membuatnya menderita, Yeremia mengadu kepada Allah: “Perhatikanlah aku ya Tuhan, dan dengarkan suara pengaduanku!” Mengadu atau mengeluh kepada Tuhan tentulah baik dan oke saja, karena kepada siapa lagi kita ini lari, kalau tidak kepada Tuhan. Doa juga dapat menjadi saat kita mengadu kepada Tuhan, terlebih bila kita mengalami kesulitan dalam tugas dan perutusan kita. Semoga Tuhan meringankan beban kita. Yang menarik, dalam Injil Yesus juga menyampaikan nubuat nasib-Nya yang akan menderita. Bagaimana Ia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan akan dijatuhi hukuman mati. Tetapi lihatlah: Tuhan Yesus tidak mengeluh atau tidak mengadu, dan juga tidak memohon kepada Bapa agar dibalaskan tindakan jahat para imam kepala dan ahli Taurat itu. Yesus sadar dengan konsekuensi hidup dan tugas perutusan-Nya. Derita dan kesulitan adalah bagian tak terpisahkan dari setiap tugas perutusan apapun itu.

Langkah pertama dalam doa kita dengan mengeluh atau mengadu kepada Tuhan, tentulah tidak masalah. Akan tetapi baik kalau kita belajar ke langkah berikutnya, yang lebih mendalam, yakni menerima dengan sadar konsekuensi segala kesulitan dan penderitaan yang harus ditanggung itu karena begitulah setiap perutusan kita. Caranya adalah kita berdoa kepada Tuhan Yesus, agar kita boleh menyatukan derita kita dengan penderitaanya sehingga boleh berharap untuk bersatu dengan kebangkitan-Nya yang mulia.

0 Response to "RENUNGAN HARIAN (RABU, 16 MARET 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel