RENUNGAN ROHANI KATOLIK (SABTU, 12 FEBRUARI 2022)



RENUNGAN ROHANI KATOLIK

SABTU, 12 FEBRUARI 2022

PEKAN BIASA V (HIJAU)

St. Marina; St. Benediktus dr Aniane

BACAAN I: 1Raj. 12:26-32; 13:33-34

MAZMUR: 106:6-7a.19-20.21-20;

BACAAN INJIL : Markus 8:1-10

DOA PAGI:

Allah Bapa Maharahim, berilah kami sabda pengampunan-Mu, bila kami sampai menempuh jalan sesat. Bimbinglah kami dengan sabda-Mu, agar dapat beribadat dalam kebenaran dan langsung mengenal Engkau kembali, bila melihat Yesus, kebenaran hidup kami. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang Hidup dan Berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin

RENUNGAN:

Yesus memberi makan banyak orang. Dari kisah Yesus memberi makan banyak orang, kita bisa belajar banyak hal. Kita belajar bagaimana Yesus selalu digerakkan oleh belas kasih. Itu yang membuat keputusan dan tindakan Yesus merupakan ungkapan cinta kasih karena ia selalu digerakkan oleh belas kasih. Kasih adalah energi yang kuat, yang bisa mendorong kita melakukan sesuatu yang luar biasa. Senada dengan emosi lain, seperti amarah, kebencian dan sakit hati. Semuanya itu merupakan energi yang menggerakkan orang. Bedanya adalah akibatnya. Kalau kita digerakkan oleh energi positif seperti kasih dan empati maka hasilnya juga positif, yaitu tindakan kasih. Kalau yang menggerakkan kita melakukan sesuatu adalah energi negatif, seperti kebencian atau amarah maka hasilnya juga negatif, bisa berupa kejahatan atau sakit hati. Yesus selalu digerakkan oleh belas kasih. Bagaimana dengan kita?

Yesus juga sangat berempati dengan orang banyak yang dihadapi-Nya. “Mereka seperti domba yang tanpa gembala. Mereka lapar dan haus, mereka bisa jatuh di jalan”. Yesus bisa merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati merupakan tanda utama bahwa kita orang yang hidup rohaninya mendalam. Ia berhasil keluar dari diri sendiri dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Dan empati itulah muncul belas kasihan di dalam hati Tuhan Yesus.

Kita perlu melatih dan mengasah kemampuan empati kita sehingga kita bisa mengambil tindakan yang tepat untuk membantu, meringankan beban atau memahami perasaan orang lain. Dari situlah muncul relasi yang mendalam. Tanpa empati yang kuat, komunikasi emosional tidak akan terjadi. Jika komunikasi emosional tidak terjadi maka kita akan merasa tidak dimengerti. Ujung-ujungnya kita tidak merasa dicintai. Sebetulnya kemampuan mencintai kita sangat ditentukan oleh kemampuan kita berempati. Kita perlu melatih empati kita agar semakin tajam dan tepat.

Hal lain yang patut kita teladani dan sikap Tuhan Yesus adalah tanggung jawabnya. “Kamu yang harus memberi mereka makan”, begitu Yesus meminta para murid-Nya. Jika kita berempati terhadap penderitaan seseorang, sebaiknya kita juga harus bertindak berdasarkan empati itu untuk mengatasi keprihatinan yang ada. Berempati tetapi kemudian tidak melakukan apa-apa, tidak banyak manfaatnya. Kasih pada dasarnya adalah tindakan kongkret. Reaksi kita atas keprihatinan yang ada di hadapan kita. Jika kita ada di situ, berarti kita yang diminta bertindak melakukan sesuatu, entah besar atau kecil untuk menanggapi persoalan yang ada. Untuk itulah kita diutus.

Yang terpenting dari peristiwa Yesus memberi makan banyak orang adalah perwahyuan bahwa Tuhan Yesus peduli dan bertanggung jawab atas hidup kita. Ia memberi kita makan. Nantinya Ia akan memberi kita makanan yang membuat kita hidup untuk selama-lamanya, yakni Tubuh-Nya sendiri. Kita dituntut untuk percaya kepada-Nya dan memercayakan hidup kita kepada Tuhan. “Di dalam Dia ada hidup. Di dalam Dia ada keselamatan”, apakah anda percaya?

0 Response to "RENUNGAN ROHANI KATOLIK (SABTU, 12 FEBRUARI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel