RENUNGAN ROHANI KATOLIK (JUMAT, 11 FEBRUARI 2022)



RENUNGAN ROHANI KATOLIK

JUMAT, 11 FEBRUARI 2022

PEKAN BIASA V (HIJAU)

Hari Orang Sakit Sedunia

SP Maria dr Lourdes;

BACAAN I: 1Raj. 11:29-32.12:19

MAZMUR: 81:10-11ab.12-13.14-15;

BACAAN INJIL: Markus 7:31-37

DOA PAGI:

Allah Bapa Mahakudus, bukalah kiranya telinga kami terhadap sabda-Mu dan siapkanlah hati kami, agar sanggup melaksanakan sabda itu menurut teladan Yesus Kristus Putra-Mu. Sebab Dialah yang Hidup dan Berkuasa, bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah Sepanjang segala masa. Amin

RENUNGAN:

Seorang imam muda curhat demikian, “Romo, saya sedang mangkel” “Ada apa? Apa soal pekerjaan? Soal pembagian tugas, maksudnya? Atau.. . ?“ kataku. “Soal sepele, Romo. Katanya (pastor kepala), karena TV besar ini tidak ada yang menonton, saya ganti saja yang kecil daripada menghabiskan tempat dan ruangan rekreasi pastoran yang sempit ini. Lagian tidak ada yang menonton!” “Lho, saya yang menonton, Romo. Dia memang tidak pernah menonton, karena di kamarnya sudah ada TV. Saya marah tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Saya jadi males makan bersama. Sudah ya, Romo curhat saya. Saya mau niduri pastoran stasi yang jarang ditiduri.” Ada yang menemani?” tanyaku. “Ada, Romo, tetapi tidak kelihatan. Hiiiiii, tidak kelihatan.”Jawabnya. Berani juga dia.

Saya pernah membaca kata-kata bijak seperti ini, “Kegagalan apapun di muka bumi ini kebanyakan karena gagalnya komunikasi. Gagalnya komunikasi disebabkan karena orang tidak saling mendengarkan. Tidak hanya mendengarkan dengan telinga, tetapi juga dengan hati dan pikiran yang dingin. Seandainya kita sedang bicara dengan orang yang tuli, kita akan berkomunikasi dengan tanda-tanda atau menulisnya, asal tidak buta. Mendengar dengan seluruh indra dan tubuh kita. 

Hari ini kita mendengarkan pewartaan Yesus yang menyembuhkan seorang tuli dan gagap (Mrk. 7:31-37). Memang cara Yesus menyembuhkan tidak biasa, bahkan bisa dibilang menjijikkan. Namun menyembuhkan. Bahkan apa yang dibuat oleh Yesus membuat banyak orang takjub. “Ia menjadikan segala-galanya baik: yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” (Mrk. 7:37). Kalau kita berani jujur, apa yang kita buat sebagai murid-murid Yesus, justru kerap sebaliknya. Yang mendengar menjadi tuli, yang melihat menjadi buta, yang “criwis” (banyak bicara, cerewet) menjadi diam, yang baik menjadi buruk, dst. Mengapa menjadi “tuli”? Karena kata-kata kita menyakitkan, memekakkan. Tindakan kita menjijikkan sehingga mata orang lain tertutup, tidak mau melihat. Menjadi diam seribu bahasa, alias bungkam.

Pengalaman “buruk” dan tidak menyenangkan ini justru membekas dalam diri orang-orang yang ada di sekitar kita. Yang jelek terekam dengan “baik dan lengkap’ Itulah pewartaan kontra produktif. Kita tidak mewartakan apa yang diajarkan dan diperbuat oleh Sang Guru kita, Tuhan Yesus Kristus. Kita tidak mencontoh apa yang dibuat oleh Yesus; apa yang diteladankan Yesus kepada para murid-Nya.

Yesus mengajak kepada kita semua untuk peka dan tidak jual mahal, tidak jijik dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan. Jijik bukan hanya dalam arti kotor, tetapi hati kita mengatakan “tidak mau membantu”, ada sentimen tersendiri, ada sejarah yang kurang baik, sehingga sulit memaafkan. lnilah tantangan kita. Tuhan memberkati.


0 Response to "RENUNGAN ROHANI KATOLIK (JUMAT, 11 FEBRUARI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel