RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 19 FEBRUARI 2022)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SABTU, 19 FEBRUARI 2022

PEKAN BIASA VI (HIJAU)

St. Marselus

BACAAN I: Yak. 3:1-10

MAZMUR: 12:2-3.4-5.7-8;

BACAAN INJIL : Markus 9:2-14

Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?

RENUNGAN:

“Betapa bahagianya kami berada di sini.” Ini merupakan kondisi ideal yang dicita-citakan oleh semua orang, yaitu momen bahagia. Betapa indah hal ini, bila kata-kata yang serupa dialami secara nyata oleh setiap anggota keluarga kita, baik di rumah maupun di tempat kerja. Misalnya, seorang suami berkata. “Betapa bahagianya di sini karena istri dan anak-anak sehat dan tekun lstri pun berkata, “Betapa bahagianya memiliki suami sepertimu.” Anak-anak pun barangkali akan berujar, “Betapa bahagianya melihat bapa-mama sehat, akur, harmonis, dan saling memuji.”

Akan lebih mantap lagi. ketika ada orang lain memberi kesaksian, “Inilah guru kami yang tercinta, inilah karyawan kami yang rajin, inilah romo kami yang setia, dsb. Kondisi bahagia ini akan terlaksana kalau ada cinta dan perhatian satu sama lain. Cinta itu kemudian disampaikan, antara lain lewat bahasa, lewat kata-kata yang dikendalikan oleh lidah; lewat telepon dan media sosial. Maka, seperti nasihat Rasul Yakobus, mari kita menggunakan lidah kita untuk memuji AlIah dan menyalurkan berkat, bukan mengumbar kutuk dan laknat.

Tuhan, semoga kami selalu mengucapkan kata-kata berkat dan bukan kata-kata kutuk untuk sesama. Amin.


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 19 FEBRUARI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel