RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 24 FEBRUARI 2022)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

KAMIS, 24 FEBRUARI 2022

PEKAN BIASA VII (Hijau)

St. Montanus dan Lucius

BACAAN I: Yak. 5:1-6

MAZMUR: 49:14-15ab.15cd-16.17.18.19-20;

BACAAN INJIL: Injil Markus 9:41-50

DOA PAGI:

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau senantiasa memanggil kami untuk kembali. Berilah kami keberanian untuk bertobat setiap kali kami mulai menjauhkan diri dari-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, yang Hidup dan Berkuasa, bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.

RENUNGAN:

“Mengembalikan orang yang tersesat ke jalan yang benar memberikan seteguk air kepada orang yang kehausan, tersenyum kepada sesama juga merupakan kebaikan hati, ucap Mahomet, sang guru hikmat.

Yesus pun berkata: “Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.” Artinya, barangsiapa bersikap ramah dan melayani para murid Yesus yang aktif mewartakan injil akan menerima upahnya. Ia akan mendapat tempat di hati para murid dan melalui murid-murid itu nantinya ia akan digabungkan dan tinggal bersama Yesus di surga. Para murid akan menjadi berkat bagi siapapun yang bersikap baik terhadap mereka. Namun Yesus juga mengingatkan para murid tentang bahaya penyesatan. Mereka akan dihukum bila menyebabkan orang beriman yang lemah, kurang berpendidikan dan sering diremehkan, berbuat dosa dan meninggalkan imannya/murtad: “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam taut.”

Para murid yang menyesatkan orang lemah tidak hanya akan dibuang ke laut, sebagaimana dilakukan oleh para penguasa Romawi terhadap pemberontak tetapi di lehernya akan diikatkan batu kilangan. Oleh karena itu, jika tangan, kaki dan mata menjadi penyebab orang berbuat dosa, maka penggal dan cukil saja. Sebab lebih baik masuk dalam kehidupan kekal Kerajaan Allah dengan tangan kaki puntung dan mata buta, dari pada dengan tangan kaki dan mata utuh masuk ke neraka. Artinya, lebih baik masuk ke kehidupan kekal yang penuh bahagia meskipun kehilangan hal-hal duniawi dan pada segala hal jasmani tetap utuh tetapi dibuang ke dalam neraka. Neraka sebagai tempat ulat-ulat tidak akan mati dan api tidak akan padam merupakan gambaran tentang kengerian penderitaan yang tiada akhir. Penderitaan itu merupakan hukuman bagi orang berdosa yang tidak mau bertobat. Meskipun demikian bukan berarti bahwa Yesus menghendaki agar orang membuat dirinya cacat secara fisik, sebab cacat fisik saja tidak menjamin orang akan berhenti berbuat dosa. Dengan pemenggalan semua anggota jasmani penyebab orang berdosa, Yesus maksudkan bahwa Ia menuntut agar orang menghentikan segala aktivitas yang membuat dirinya berdosa. Untuk itulah Ia juga meminta agar para pengikut-Nya selalu memiliki roh pengorbanan penyangkalan diri dan hidup berdamai satu dengan yang lain. Inilah artinya bahwa para murid mempunyai garam yang tetap asin dalam dirinya. 

Kita kadang masih ragu dengan manfaat bersusah-payah tetap hidup dalam kebaikan dan kebenaran; kalau bisa hidup enak-enak ikuti hawa nafsu kenapa harus bersusah-susah? Tidak jarang kita pun tak mau meninggalkan kebiasaan buruk menghina, menipu, memfitnah dan korupsi, padahal kita sering disesatkan olehnya. Mengapa? Yesus telah mengajarkan agar para murid-Nya mencabut hingga ke akar-akarnya apapun penyebab keberdosaan. Kita adalah para pengikut Kristus zaman ini yang seharusnya terus-menerus memiliki roh pengorbanan; penyangkalan diri dan hidup damai satu dengan yang lain. Apa mau kita sekarang?


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 24 FEBRUARI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel