RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 23 JANUARI 2022)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

MINGGU, 23 JANUARI 2022

PEKAN BIASA III (HIJAU)

St. Yohanes Penderma; Sta. Martina

BACAAN I: Neh. 8:3-5a.6-7.9-11

MAZMUR : 19:8.9.10.15;

BACAAN II: 1Kor. 12:12-30

BACAAN INJIL: Lukas 1:1-4; 4:14-21

DOA PAGI:

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan Kekal, bimbinglah tingkah laku kami sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga dalam nama Putra-Mu terkasih kami mampu menghasilkan banyak karya yang baik. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

RENUNGAN:

Secara leksikal, “Saksi” adaiah orang yang melihat atau mengetahui. Orang itu yang dimintai hadir pada suatu peristiwa untuk mengetahuinya, supaya bilamana perlu dapat memberi keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa tadi sungguh-sungguh terjadi. Saksi adalah orang yang mengetahui sendiri sesuatu kejadian, hal dan sebagainya. Orang yang bisa dipercaya memberi keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa dalam pengadilan. Di pengadilan, para saksi mengucapkan sumpah di hadapan hakim sebelum memberi kesaksian. Dewasa ini kita melihat pernyataan sumpah dengan naungan Kitab Suci. Mengapa? “Mudah-mudahan, Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku.” (Mzm. 19:15) 

Menurut Penginjil Lukas, Yesus menjadikan kedua belas murid-Nya saksi-saksi kebangkitan-Nya, dan juga saksi kehidupan-Nya ketika Ia berkeliling di dunia. Mereka dipilih secara khusus. Roh Kudus menyertai mereka akan tugas kesaksian itu. Kesaksian para murid Kristus berlandaskan nabi-nabi, Roh Kudus dan Tuhan Yesus sendiri. Kesaksian mereka menyangkut kebangkitan Yesus, hidupnya dihadapkan umum, Tuhan-Nya, Kerajaan Allah. Kesaksian itu diberikan di hadapan umat, para pemuka, bangsa-bangsa, di Yerusalem, di Roma, dan di hadapan orang-orang kecil dan benar. 

Kesaksian itu kemudian dibukukan secara teratur supaya kita mengetahui segala sesuatu yang diajukan itu memang benar. Maka Kitab Suci, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, khususnya Kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) adalah buku yang mencatat kesaksian tentang peristiwa Yesus Kristus, yang kita imani. Bahwa Yesus menampakkan wajah Kasih Allah. Dengan demikian jelaslah, kita tak boleh terpaku dan terbelenggu dengan ayat-ayat dan kata-kata dalam Kitab Suci secara harafiah. Mengapa demikian? Karena seperti Yesus sendiri, setelah membaca Kitab Nabi Yesaya justru Ia menegaskan bahwa apa yang tertulis itu adalah tentang diri-Nya sendiri. Yesus mengatakan: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, membebaskan orang-orang tertindas, memberitakan bahwa rahmat Tuhan telah datang. Jadi setelah membaca Kitab Suci, mata dan hati kita harus tertuju pada Yesus dan firman, bahwa Yesus memberi kesaksian tentang Allah Maha Pengasih.”

Yesus “menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dan kegelapan dosa serta maut dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal” (DV, 4).

Kahiil Gibran (1883-1931), penyair Lebanon yang mengagumi Yesus menulis: “Wajah-Nya (Yesus) selalu tegak dan sinar mata-Nya memancarkan kasih sayang-Nya. Sering wajah-Nya sayu, tetapi duka-Nya merupakan belaian kelembutan bagi orang-orang yang berduka dan kemesraan bagi mereka yang kesepian. Bila Ia tersenyum, senyum-Nya menggambarkan dahaga orang-orang yang merindukan sesuatu yang belum pernah mereka kenal. Dia adalah manusia sendu, namun Duka-Nya selalu muncul ke bibir dengan melahirkan senyuman.” 


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 23 JANUARI 2022)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel