RENUNGAN PAGI (SELASA, 28 DESEMBER 2021)



RENUNGAN PAGI

SELASA, 28 DESEMBER 2021

HARI KE 4 OKTAF NATAL

Pesta Kanak-kanak Suci (Merah)

BACAAN I: 1Yoh. 1:5-2:2

MAZMUR: 124:2-3.4-5.7b-8;

BACAAN INJIL: Matius 2:13-18

DOA PAGI:

Yesus Sang Terang, Engkau telah menyinari pagi hariku. Sungguh aku bersyukur atas karunia-Mu itu. Aku mohon sepanjang hari ini Engkau menerangi jalanku. Semoga Allah yang adalah terang, setia, dan adil memampukan aku pula menjadi terang, berlaku setia, dan bersikap adil pada sesamaku. Sebab Engkaulah Tuhanku yang hidup. Amin

RENUNGAN:

Penguasa yang gila jabatan dan kehormatan akan menjadi gusar dan tidak aman ketika muncul tokoh yang lebih hebat daripada dirinya. Demikianlah Herodes terusik dengan berita kelahiran Yesus yang mengancam posisinya sebagai raja. Herodes takut jika bayi Yesus akan tumbuh besar dan menjadi raja orang Yahudi. Oleh karena itu, ia memerintahkan agar semua anak laki-laki di bawah usia dua tahun di Betlehem dibunuh. Kanak-kanak pun akhirnya dibunuh dan mereka menjadi mirtir, “Terdengarlah suara di Rama, tangis, dan ratap yang amat memilukan” menandakan betapa sadisnya pembunuhan anak-anak kala itu. Kanak-kanak yang tidak berdosa dan tidak bisa membela diri menjadi korban kekuasaan yang kejam. 

Saat itu malaikat Tuhan tampak kepada Yusuf lewat mimpi Yusuf diperintahkan untuk melindungi keluarga kudus pergi menyingkir ke Mesir. Allah melindungi bayi Yesus dan pikiran dan niat jahat manusia. Manusia boleh berencana, tetapi Tuhan hadir tepat pada waktunya.

Kita belajar dari Kanak-Kanak Yesus, mereka menjadi penyelamat. Kehadiran kita hendaknya menyelamatkan dan membuat orang lain merasa bahagia. Itu lebih berharga daripada materi yang kita miliki dan yang kita berikan kepada sesama.

Tuhan memberi Diri dan nyawa-Nya untuk keselamatan dan kebahagiaan kita, bukan materi, kuasa, dan kenikmatan. Egoisme, iri hati, dan dengki barangkali telah merasuki hati dan pikiran kita, sehingga kadang kita bertindak brutal dan orang yang tidak bersalah menjadi korban.

Zaman sekarang, banyak orang telah mati hati nuraninya, mati rasa, bahkan mati cinta, sehingga tega menjadikan orang lain sebagai korban atas keserakahan dan keegoisannya. Bila hati sudah gelap, tak peduli siapa pun akan kena imbasnya. Hati gelap bisa menggelapkan hidup kita. Kita bukan membela kebaikan, melainkan keinginan dan kepentingan diri sendiri. Kenyataan ini sering terjadi dalam kehidupan kita. Orang yang memperjuangkan dan menyuarakan yang benar bukannya didukung, tetapi justru disingkirkan. [Sr. Sanita Simbolon, H.Carm]

0 Response to "RENUNGAN PAGI (SELASA, 28 DESEMBER 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel