RENUNGAN PAGI (SELASA, 9 NOVEMBER 2021)



RENUNGAN PAGI

SELASA, 9 NOVEMBER 2021

Pekan Biasa XXXII

Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Leteran (PUTIH)

BACAAN I: Yeh. 47:1-2.8-9.12

MAZMUR: 45:1-3.5-6.8-9;

BACAAN INJIL: Yohanes 2:13-22

DOA PAGI:

Yesus, Engkau telah memilih dan memanggilku untuk menjadi murid-Mu, agar aku juga menjadi ahli waris Kerajaan Allah. Namun, sering aku mengotori Bait Suci-Mu yng ada dalam hatiku dengan dosa-dosaku. Aku masih sering mengutamakan egoku, tidak sabar, dan sukar mengampuni sesamaku. Yesus, bersihkanlah hatiku dari noda dosa. Amin

RENUNGAN:

Kambing adalah hewan yang tangkas, pemanjat ulung, berkeseimbungan tinggi, rasa ingin tahu kuat, dan gigih mencoba. Si jantan pemberani tukang berkelahi, individualis, mampu hidup di tempat ekstrem. Kambing dipelihara bersama domba. Seperti domba, semua yang ada dalam kambing bermanfaat. la menghasilkan daging, susu, kulit, dan bulu. Dalam Kitab Suci, hewan ini simbol dari: orang bebal dan jahat (Zak 10:3); kuasa kegelapan (Dan 23); terkutuk (Mat 25:41).

Uniknya, kambing dijadikan kurban penghapus dosa (1m 16). Pada Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) pada masa Bait Suci di Yerusalem ada bagian Ibadat Suci melakukan ritus ini: dua ekor kambing jantan dibawa ke halaman Bait Suci. Seekor kambing dijadikan kurban bakaran. Satunya dijadikan “kambing hitam”. Imam Agung akan menaruh tangannya pada kepala kambing hitam dan “meletakkan” dosa-dosa bangsa Israel, lalu hewan ini diseret dan dilepaskan di padang gurun, hingga mati di sana.

Bait Suci adalah gambar rumah Bapa, rumah doa. Namun telah dijadikan tempat berjualan dengan banyak tipu dan pemerasan. Yesus murka, “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Bait Allah yang dimaksudkan ialah tubuh-Nya sendiri. Gereja Basilik Lateran adalah lambang kemerdekaan dan perdamaian, setelah lebih 3 abad berada dalam penganiayaan para kaisar Romawi. Gereja sejatinya simbol dari tubuh mistik Kristus, disusun dari batu-batu hidup,yaitu umat Allah (lPtr2:5).

Di balik salib ada bayang-bayang surga. Demikian sebaliknya, dibalik Pesta Kemerdekaan dan Perdamaian ini ada derita salib, yakni Yesus dijadikan “kambing hitam” demi penebusan dosa-dosa umat manusia. Sebagai tubuh mistik-Nya, kita perlu belajar dari sisi baiknya kambing: Semua dalam diri kita haruslah bermanfaat bagi Tuhan dan sesama. Untuk itu, kita perlu berlatih agar tangkas, hidup seimbang, berani dan gigih dalam mencari jalan, kebenaran, dan kehidupan. Serta tidak takut sebagaimana teladan Yesus, Sang Kerahiman Ilahi. Amin. [Rm. Eligius Ipong Suponodi, O.Carm.]

0 Response to "RENUNGAN PAGI (SELASA, 9 NOVEMBER 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel