RENUNGAN PAGI (JUMAT, 29 OKTOBER 2021)



RENUNGAN PAGI

JUMAT, 29 OKTOBER 2021

PEKAN BIASA XXX (Hijau)

St. Geatano Errico; B. Michaelis Rua

BACAAN I: Rm. 9:1-5

MAZMUR: 147:12-15.19-20;

BACAAN INJIL: Lukas 14:1-6

DOA PAGI:

Bapa yang Maha Pengampun, keprihatinan Rasul Paulus terhadap jemaat di Roma menunjukan kepadaku bahwa Engkaulah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Demi Kristus, Putra-Mu, aku pun mau bersaksi seperti Rasul Paulus melalui setiap sikap, cara berpikir, dan tindakanku sehingga aku pun dapat memuji-Mu, kini dan selama-lamanya. Amin

RENUNGAN:

Para saudara yang terkasih, setelah membaca Injil hari ini, mari kita memfokuskan diri pada kalimat berikut ini, “datanglah seorang busung air ... lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, ‘bolehkah menyembuhkan orang pada hari sabat atau tidak? Tetapi mereka diam saja.” Kalimat tersebut dilontarkan oleh Yesus pada saat makan bersama dengan para ahil Taurat dan orang-orang Farisi di rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi. Sebelum masuk lebih dalam, mari kita merefleksikan beberapa hal ini.

Pertama, pada umumnya, situasi saat makan bersama adalah penuh sukacita dan persaudaraan. Kesediaan seseorang untuk hadir dalam acara makan bersama menjadi symbol bahwa dia bersedia membuka dirinya dan mau menyatu dengan orang lain.

Kedua, yang hadir bersama Yesus dalam acara makan bersama dalam Injil hari ini, yaitu para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka adalah kelompok orang-orang terpandang dan sering dijadikan panutan dalam masyarakat untuk melakukan ajaran-ajaran yang baik.

Setelah kita merefleksikan kedua poin di atas, kita kembali pada pertanyaan Yesus dalam Injil hari ini, “Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat? Tetapi mereka diam saja.” Pertanyaan Yesus kepada para ahil Taurat dan orang-orang Farisi sangatlah jelas sekaligus merupakan pertanyaan reflektif bagi mereka. Namun, ternyata mereka tidak bisa menjawab pertanyaan Yesus tersebut. Mereka hanya diam saja. 

Sukacita acara makan yang dialami oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak mendorong mereka untuk berbagi sukacita dengan si sakit. Sikap diam mereka menunjukkan bahwa mereka tidak peduli dengan penderitaan si sakit. Kesembuhan yang diberikan Yesus kepada si sakit mau menunju bahwa Dia Ingin mengajak si sakit merasakan sukacita yang dialami-Nya Sukacita itu harus membuat kita semakin peduli terhadap orang lain dan bukannya semakin acuh tak acuh (Rm Petrus Harsa Trihapsara, O.Carm]


0 Response to "RENUNGAN PAGI (JUMAT, 29 OKTOBER 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel