RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 30 AGUSTUS 2021)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SENIN, 30 AGUSTUS 2021

PEKAN BIASA XXII (HIJAU)

B. Ghabra Mikael ImMrt

BACAAN I: 1Tes. 4:13-17

MAZMUR : 96:1.3-5.11-13;

BACAAN INJIL: Lukas 4:16-30

Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

RENUNGAN:

Martin Luther King mengatakan, “Kita harus menerima kekecewaan yang terbatas, namun tak boleh kehilangan harapan yang tak terbatas,” Kekecewaan itu wajar terjadi dalam hidup, tetapi tak perlu membiarkan diri kita dikuasai oleh rasa kecewa. Kita perlu berpegang dan membiarkan diri kita ditaburi oleh pengharapan yang tak terbatas. Pengharapan membuat kita percaya kepada segala kemungkinan akan perbaikan, sebab kita fokus pada sisi positif. Dalam kekecewaan orang fokus pada sisi negatif saja. Maka, sementara pengharapan itu menghidupkan, membangkitkan semangat; kekecewaan itu mematikan, mematahkan semangat. Orang yang tak berpengharapan telah mati selama masih hidup.

Dalam bacaan pertama, Paulus mengingatkan bahwa berpengharapan merupakan ciri orang yang percaya pada Kristus: “Kamu jangan berduka-cita seperti orang lain yang tak mempunyai pengharapan (1 Tes. 4:13). Dalam Injil, alih-alih memupuk diri dan menerima Yesus, orang yang sekampung halaman dengan Yesus menolak Dia karena membiarkan diri dikuasai oleh kekecewaan dan skeptisisme. Mereka kecewa dan skeptis bahwa anak Yusuf, si tukang kayu, bisa menjadi Mesias. Mereka terpaku pada apa yang menurut mereka merupakan kekurangan. Mereka gagal membuka diri dan berpegang pada pengharapan bahwa juga dari yang terkecil dan lemah di dunia ini Allah bisa mendatangkan keselamatan. Berpengharapan berarti yakin bahwa Allah bisa melakukan hal-hal di luar batas-batas kemungkinan manusiawi.

Ya Allah, penuhilah hati kami dengan pengharapan yang menghidupkan. Amin.


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 30 AGUSTUS 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel