RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 25 AGUSTUS 2021)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

RABU, 25 AGUSTUS 2021

PEKAN BIASA XXI (Hijau)

St. Ludowikus; St. Yosef dr Calasanz

BACAAN I: 1Tes. 2:9-13

MAZMUR: 139:7-12b;

BACAAN INJIL: Injil Matius. 23:27-32

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!

RENUNGAN:

Kita tidak bisa menilai baik-buruknya seseorang hanya dari apa yang tampak, tetapi kita perlu melihat motivasi atau niatnya. Terhadap seorang politisi yang rajin membagi-bagikan sembako di masa Pemilu, kita tidak bisa mengatakan bahwa la adalah orang dermawan, sebab tindakanya itu bisa saja untuk mendapatkan suara. Terhadap orang-orang Farisi yang tampak melakukan tindakan-tindakan sesuai perintah agama, kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka itu orang suci. Sebab, motivasi orang Farisi itu hanya mau memuja diri, bukan memuja Tuhan. Mereka munafik, tampak bersih di luar tetapi busuk di dalam hati.

Pemuka agama dan pewarta yang munafik karena suka memuja diri biasanya juga mengklaim diri sebagai hamba Allah, namun nyatanya mereka lebih suka dilayani daripada melayani. Tak heran, orang-orang Farisi yang munafik itu justru menjadi beban bagi umat. Berbeda halnya dengan Paulus. Paulus adalah pelayan sejati. Tandanya: la tak mau menjadi beban bagi umat yang dilayani. Karena itu, menjadi pelayan untuk memuja Tuhan memang harus bekerja tanpa pamrih dan siap lelah, “Kami bekerja siang malam supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu” (1 Tes. 2:9). Sukacita pewarta ialah ketika nama Tuhan dimuliakan, bukan ketika nama dirinya dimuliakan karena kedudukannya yang terpandang di muka umat.

Tuhan, jadikanlah kami pewarta sabda yang tulus ikhlas dan tanpa pamrih agar kami tidak jatuh ke dalam cinta diri dan kemunafikan. Amin.

"Ya Yesus Tuhanku, Engkau tidak berkenan akan kemunafikan diri.
Bantulah aku, agar belajar mengakui diri secara apa adanya dalam segala
kelemahan dan kemampuan karena semuanya itu berasal dari kebaikan-Mu.
Aku menyadari tanpa bantuan rahmat-Mu, aku takan mampu
berbuat apa-apa."

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 25 AGUSTUS 2021)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel